Jakarta–Ledakan bom yang dilakukan oleh para teroris di kawasan Sarinah, Thamrin-Jakarta memberikan pengaruh terhadap pasar keuangan. Terlihat pada pergerakan nilai tukar Rupiah yang hampir menyentuh Rp14.000 per USD.
Menanggapi kondisi tersebut, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Juda Agung mengakui, bahwa kejadian bom yang terjadi hari ini, memang sedikit berpengaruh ke pasar valas. Kendati begitu, BI terus melakukan pantauan di pasar uang.
“Memang dilihat di pasar valas sedikit agak bergejolak tapi sekarang sudah kembali. Dari sisi BI kita terus monitor apa yang terjadi di market, dan kita akan tetap di pasar,” ujar Juda di Gedung BI, Jakarta, Kamis, 14 Januari 2016.
Lebih lanjut dia menilai, bergejolaknya pasar keuangan Indonesia hanya bersifat temporer. Oleh sebab itu, BI meminta agar pelaku pasar tidak khawatir terlalu dalam. Terlebih kondisi fundamental perekonomian nasional sampai dengan saat ini masih terjaga.
“Ini tidak terkait dengan fundamental kita yang saat ini cukup kondusif, baik dari sisi current account deficit/defisit transaksi berjalan yang masih terjaga. Masih dalam tahap recovery, jadi tidak ada alasan untuk terus mengalami pelemahan,” tutupnya. (*) Rezkiana Nisaputra
Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More
Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More
Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More
Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memperoleh tanda kehormatan tertinggi, yakni “Grand Cross of the Order… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada Kamis (14/11).… Read More