Keuangan

Ternyata Ini Biang Kerok Pembiayaan Kendaraan Listrik Terhambat

Jakarta – Kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) semakin populer dewasa ini. Hal ini bisa dilihat dari tren penjualan electric vehicle yang terus meningkat. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), misalnya, menunjukkan peningkatan penjualan mobil listrik di Indonesia hingga 383,46% secara tahunan di 2022 menjadi 15.437 unit.

Meskipun begitu, penjualan mobil listrik terhadap pasar kendaraan roda empat atau lebih secara keseluruhan masih sangat minim. Misalnya, pada Mei 2023, Gaikindo mencatatkan kontribusi penjualan mobil listrik ke pasar kendaraan roda empat atau lebih secara keseluruhan hanya sebesar 1,9%.

Baca juga: Penjualan Mobil Listrik Melesat 1.081%, Bukti Potensi Nikel RI Cuan?

Melihat data yang ada, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno, menjelaskan bahwa masa depan kinerja pembiayaan kendaraan listrik di Indonesia sebagian besar bergantung pada fasilitas charging station di dalam negeri.

Menurutnya, jumlah charging station untuk kendaraan listrik di Indonesia yang minim masih menjadi hambatan utama pembiayaan pembelian kendaraan listrik.

“Mobil listrik tantangannya adalah infrastruktur charging stationnya ada atau tidak. Pasti orang kan kalau mau beli mobil listrik, motor listrik, dan segalanya, saya mau nyoloknya dimana,” tuturnya kepada Infobanknews saat ditemui di acara Second Half Year Economic Outlook 2023: Penguatan dan Pengembangan Sektor Keuangan Non-Bank” yang diadakan Infobank dan Asianpost di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Kamis, 27 Juli 2023.

“Kalau nyolok di rumah misalnya motor perlu 900 watt. Sementara mobil perlu 6.000 watt. Itu bakal mengganggu arus listrik di rumah,” tambahnya.

Baca juga: Beli Mobil Listrik Kini Hanya Bayar PPN 1%

Ia katakan jika kinerja penjualan serta pembiayaan kendaraan listrik itu akan mengikuti tren jumlah charging station di seluruh Indonesia. Padahal, biaya maintanance daripada kendaraan listrik itu, ia jelaskan, sangatlah murah.

“Jadi, kuncinya adalah bagaimana charging station ini bisa banyak di seluruh pelosok Indonesia. Kalau tidak, sekarang orang bingung mau punya mobil listrik. Ke Bandung aja gimana caranya nanti kalau charging stationnya masih minim. Dan ekosistemnya juga penting ya. Dari pihak industri asuransinya juga belum ada diskusi lebih lanjut bagaimana nih kalau sampai hilang. Karena 40% dari harga mobil adalah di listrik itu sendiri,” pungkasnya. Steven Widjaja

Galih Pratama

Recent Posts

Caturkarda Depo Bangunan (DEPO) Raih Penjualan Rp2,02 Triliun di Kuartal III-2024

Jakarta - PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) hari ini mengadakan paparan publik terkait kinerja… Read More

18 mins ago

Utang Luar Negeri RI Naik di Triwulan III 2024, Tembus Rp6.797 Triliun

Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan III 2024 tercatat… Read More

36 mins ago

Wamenkop Ferry: Koperasi Susu Boyolali Harus jadi Pelaku Industri Pengolahan

Jakarta - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono turun tangan mengatasi kisruh yang membelit Koperasi Produksi Susu… Read More

56 mins ago

Finalisasi KUB dengan Bank Jatim, Bank Banten Optimis Segera Teken Shareholder Agreement

Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) menyakini proses kelompok usaha bank… Read More

1 hour ago

MUFG Bank Cabang Jakarta Raih Laba Rp5,88 Triliun di September 2024, Tumbuh 22,74 Persen

Jakarta – MUFG Bank Cabang Jakarta, berhasil mencatatkan kinerja positif pada kuartal III 2024. Berdasarkan… Read More

2 hours ago

IHSG Sesi I Kembali Ditutup Anjlok 1 Persen Lebih ke Level 7.136

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I, hari ini, 15 November… Read More

2 hours ago