Ilustrasi: Gedung Bank BJB. (Foto: Istimewa)
Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten atau Bank BJB mengantongi laba bersih secara konsolidasi Rp712,07 miliar sepanjang semester I 2025. Laba ini turun 7,63 persen ketimbang tahun lalu di periode yang sama sebesar Rp770,92 miliar.
Mengutip laporan keuangan perseroan, 30 Juli 2025, penurunan laba bank yang dipimpin Yusuf Saadudin sebagai direktur utama ini dipicu kenaikan beban operasional perseroan. Jika dirinci, beban tenaga kerja naik 12,89 persen dari Rp1,39 triliun di Juni 2024 menjadi Rp1,57 triliun di Juni 2025. Beban lainnya juga ikut merangkak naik 16,86 persen menjadi Rp1,71 triliun.
Pun demikian dengan kerugian penurunan aset keuangan yang melonjak 49,43 persen dari Rp307,58 miliar menjadi Rp459,63 miliar. Peningkatan beban operasional ini, turut mendorong rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional yang naik menjadi 93,41 persen dari sebelumnya 89,27 persen.
Baca juga: Ditopang Faktor Ini, Laba Bank Banten Melonjak 76,97 Persen Jadi Rp6,30 M di Juni 2025
Kabar baiknya, mesin intermediasi Bank BJB masih melaju di tengah tekanan ekonomi domestik. Per Juni 2025, kredit dan pembiayaan perseroan mencapai Rp144,17 triliun. Angka ini naik 5,96 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp136,06 triliun.
Realisasi kredit dan pembiayaan tersebut terjaga kualitasnya. Hal ini tercermin dari rasio non performing loan (NPL) gross dan NPL net masing-masing berada di level 2,62 persen dan 1,22 persen, jauh di bawah ambang batas aman yang ditetapkan oleh regulator, yakni sebesar 5 persen.
Sejalan dengan pertumbuhan kredit, pendapatan bunga Bank BJB terkerek naik 9,31 persen menjadi Rp8,48 triliun dari sebelumnya sebesar Rp7,75 triliun. Di sisi lain, beban bunga justru mengalami kenaikan 8,82 persen menjadi Rp4,86 triliun pada Juni 2025.
Meski demikian, pendapatan bunga bersih Bank BJB tetap tumbuh 9,91 persen dari Rp3,28 triliun di Juni 2024 menjadi Rp3,61 triliun di Juni 2025.
Dari sisi funding, Bank BJB berhasil mengumpulkan dana pihak ketiga hingga Rp156,64 triliun, atau naik 6,02 persen ketimbang tahun sebelumnya Rp150,19 triliun.
Seiring dengan pertumbuhan tersebut, rasio rasio current account saving account (CASA) atau dana murah juga naik 6,07 persen menjadi Rp69,59 triliun atau 44,43 persen dari total DPK secara keluruhan di Juni 2025.
Baca juga: Laba Bank Kalteng Naik 6,4 Persen Jadi Rp204,47 Miliar di Juni 2025
Sementara kinerja rasio keuangan lainnya Bank BJB masih mengalami tekanan, terutama pada profitabilitas. Return on assets (ROA) turun menjadi 0,56 persen dari sebelumnya 0,92 persen.
Sedangkan return on equity (ROE) menurun dari 10,24 persen menjadi 6,25 persen. Adapun rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada di level 19,80 persen.
Menutup paruh kedua tahun 2025, total aset Bank BJB melonjak 21,54 persen dari Rp207,26 trilun menjadi Rp215,92 triliun. (*)
Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More
Poin Penting Roblox resmi ditunjuk DJP sebagai pemungut PPN PMSE, bersama empat perusahaan digital lainnya.… Read More
Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More