Keuangan

Terapkan PSAK 117, Aset Tugu Insurance Tembus Rp30 Triliun di Kuartal I-2025

Jakarta – Nilai total aset PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau dikenal sebagai Tugu Insurance akhirnya menembus Rp30,1 triliun pada akhir Maret 2025. 

Nilai ini meningkat 12,29 persen hanya dalam waktu 3 bulan atau year-to-date (YTD), dengan posisi akhir Desember 2024 yang sebesar Rp26,8 triliun sesuai dengan laporan keuangan yang telah disajikan kembali (restated). 

Peningkatan aset ini sejalan dengan penerapan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 117 yang mulai diberlakukan pada 1 Januari 2025. PSAK 117 menekankan pada pencatatan kontrak asuransi, yang menunjukkan dampak positif bagi laporan keuangan TUGU.

Baca juga: Lakukan Transisi PSAK 117, Kinerja Keuangan Konsolidasi Triwulan I Tugu Insurance Solid

Bila dibedah lebih dalam, kenaikan aset terutama didorong oleh meningkatnya aset kontrak reasuransi yang mencapai Rp13,9 triliun per akhir Maret 2025, dibandingkan Rp10,6 triliun pada akhir Desember 2024.

Ekuitas Menguat, Laba Bersih Tertekan

Laporan keuangan konsolidasi (tidak diaudit) TUGU menunjukkan nilai ekuitas sebesar Rp11,0 triliun pada akhir Maret 2025, naik dibandingkan periode akhir Desember 2024 yang sebesar Rp10,5 triliun.

Namun, TUGU melaporkan penurunan laba bersih pada kuartal I-2025. Menurut Rizal Rafli, analis Ajaib Sekuritas, penurunan ini terjadi akibat transisi dan penerapan PSAK 117.

“Pada kuartal I 2025, TUGU yang juga merupakan Emiten Anak BUMN PT Pertamina (Persero) melaporkan penurunan laba bersih. Namun, hal ini terjadi seiring dengan transisi dan penerapan PSAK 117 oleh Perseroan, sebagaimana diwajibkan oleh OJK,” tulis laporan riset Rizal Rafli, analis Ajaib Sekuritas, dikutip pada Jumat, 9 Mei 2025.

“Penyesuaian dalam perlakuan akuntansi yang menyebabkan penurunan profitabilitas ini bukanlah hal yang unik bagi TUGU, melainkan merupakan fenomena yang terjadi di seluruh industri, sebagaimana terlihat dari hasil parallel run PSAK 117,” lanjutnya.

Baca juga: Tugu Insurance Konvensional dan Syariah Catatkan Pertumbuhan yang Solid pada 2024

Meski laba bersih tertekan, TUGU tetap mencatatkan pertumbuhan pada sisi neraca. Rizal menekankan bahwa secara keseluruhan, kinerja kuartal I-2025 masih solid.

“Hasil jasa asuransi meningkat sebesar 8,7 persen secara tahunan,” sambungnya. Tercatat, hasil jasa asuransi mencapai Rp227,71 miliar pada tiga bulan pertama 2025, naik 8,69 persen dibandingkan kuartal I-2024, dengan laba tahun berjalan sebesar Rp271,3 miliar.

Pada PSAK 117, pendapatan dari bisnis asuransi dicatatkan sebagai hasil jasa asuransi, berbeda dari standar sebelumnya (PSAK 62) yang mencatatnya sebagai pendapatan underwriting tanpa memperhitungkan beban klaim.

Pada periode yang sama, TUGU membukukan pendapatan investasi sebesar Rp95,9 miliar dan pendapatan usaha lain sebesar Rp118,9 miliar.

Dampak PSAK 117 bagi Industri Asuransi

PSAK 117 merupakan aturan akuntansi baru di Indonesia yang mengadopsi standar internasional IFRS 17 dan mengatur pencatatan kontrak asuransi. Beberapa perubahan utama dalam PSAK 117 meliputi:

  1. Pendapatan asuransi atau premi tidak langsung diakui sekaligus, tapi diakui bertahap sesuai masa pertanggungan.
  2. Liabilitas perusahaan asuransi dihitung berdasarkan estimasi pembayaran klaim di masa depan, ditambah margin untuk ketidakpastian.
  3. Ada pengukuran baru yang disebut Contractual Service Margin (CSM), yaitu keuntungan yang ditunda dan diakui sepanjang waktu layanan kontrak berjalan.
Baca juga: TUGU Siapkan RUPS 29 April, Saham Menguat Jelang Pembagian Dividen

Dividen dan Pergerakan Saham

Sementara itu, belum lama ini TUGU juga baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Salah satu hasil keputusannya adalah membagikan 40 persen laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk menjadi dividen kepada pemegang saham.

Nilai dividen yang disetorkan setara dengan Rp289,3 miliar. Jika saham beredar saat ini sebanyak 3,56 miliar maka dividen per saham setara dengan Rp78,7 yang mengimplikasikan imbal hasil (yield) sebesar 7,6 persen.

Baca juga: Tugu Insurance (TUGU) Umumkan Pembagian Dividen Rp280 Miliar

TUGU menyelenggarakan RUPST pada 29 April 2025 dan harga saham TUGU ditutup di Rp1.030 per Senin, 5 Mei 2025. Sejak RUPST saham TUGU telah diborong asing dengan net buy Rp1,8 miliar. (*)

Yulian Saputra

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

8 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

8 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

9 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

10 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

11 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

11 hours ago