Singapura–Perusahaan asal Singapura menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia sebesar US$150 juta (sekitar Rp2,02 triliun). Investor Singapura tersebut berminat untuk menanamkan investasi di sektor telekomunikasi, terutama terkait penyediaan jalur komunikasi terintegrasi.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengungkapkan, bahwa pihaknya menyambut positif minat investasi yang disampaikan oleh perusahaan Singapura tersebut. Perusahaan telko asal Singapura tertarik untuk membangun jaringan fiber optik di Surabaya dan Jakarta.
“Kantor perwakilan BKPM di Singapura yang melakukan identifikasi minat investasi ini, minat ini akan dikawal sehingga dapat segera direalisasikan,” ujar Franky dalam keterangannya, Jumat malem, 4 Desember 2015.
Pihaknya optimistis bahwa ke depan minat investasi dari Singapura akan terus meningkat. “Setelah Surabaya dan Jakarta mereka akan membangun jaringan fiber optik di kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa sehingga akan menginterkoneksikan keseluruhan pulau Jawa,” ucap Franky.
Investor di sektor telekomunikasi tersebut, kata dia, rencananya akan membentuk 2 perusahaan di Indonesia untuk menangani keseluruhan proyeknya. Investor Singapura tersebut berasal dari perusahaan dengan pengalaman 20 tahun dalam investasi, konstruksi, operasi dan pemeliharaan infrastruktur telekomunikasi.
“Jadi mereka hanya berperan sebagai jasa penyedia dan operasi infrastruktur telekomunikasi yang netral perusahaan hanya mengoperasikan infrastruktur jaringan telekomunikasi tanpa adanya afiliasi dengan penyedia jasa telekomunikasi lainnya,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, perusahaan tersebut telah memiliki aktifitas usaha di Kamboja dan Myanmar, dimana perusahaan telah memiliki dan mengoperasikan infrastruktur telekomunikasi pasif di antaranya 8.600 kilometer jaringan fiber optic terpasang di Kamboja dan 5.000 kilometer jaringan fiber optic terpasang di Myanmar.
Selain itu, perusahaan juga mengaku bahwa di Myanmar perusahaan mendapatkan tax holiday selama 9 tahun. Dalam kesempatan tersebut, Franky juga menjelaskan bahwa Indonesia juga memiliki insentif investasi berupa tax holiday selama 15-20 tahun yang diberikan kepada investor yang memenuhi persyaratan tertentu.
Singapura merupakan salah satu sumber Foreign Direct Investment (FDI) terbesar di Indonesia. Dari catatan BKPM, sejak tahun 2010 hingga kuartal ketiga tahun 2015, FDI dari Singapura mencapai hampir US$ 30 miliar yang terdiri dari 6.868 proyek. Jumlah tersebut merupakan kontribusi dari beberapa sektor di antaranya sektor transportasi, pergudangan dan telekomunikasi, pertanian dan perkebunan, pertambangan, industri makanan, industri mineral dan bukan metal, serta ketenagalistrikan, gas dan air.
Dari data yang dirilis oleh BKPM periode Januari-September 2015, Singapura merupakan negara dengan peringkat teratas dengan nilai investasi mencapai US$3,5 miliar, kemudian disusul dengan Malaysia US$2,9 miliar, Jepang US$2,5 miliar, setelah itu Korea Selatan US$1 miliar dan Belanda US$0,9 miliar. (*) Rezkiana Nisaputra
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More