Categories: Analisis

Tekan Laju Inflasi, BI Gandeng ESDM

Sektor energi dan sumber daya mineral berperan strategis dalam menjamin pasokan energi, sehingga ESDM memberi pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Rezkiana Nisaputra

Jakarta  – Guna menekan laju inflasi, Bank Indonesia (BI) melakukan perjanjian kerjasama dengan Kementerian ESDM mengenai pertukaran informasi terkait dengan data migas sebagai komoditas yang masuk komponen administered prices.

Menurut Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo, nota kesepahaman ini merupakan tindak lanjut yang sebelumnya sudah pernah ditandatangani antar kedua instansi terkait dengan tukar menukar informasi. Terlebih, dalam mengendalikan laju inflasi diperlukan juga pertukaran informasi, dimana minyak dan gas merupakan komoditas yang masuk dalam komponen administered prices.

“Di dalam mengendalikan inflasi agar sesuai dengan targetnya yakni 4±1% tentu saja berbagai kebiakan terus ditempuh oleh BI, ini sangat berpegaruh dari sisi kebijakan moneter dan makroprudensial. Namun dalam konteks inflasi, juga dipengaruhi dari sisi penawaranan khususnyaa terkiat dengan bahan bakar minyak, elpiji dan lain-lain,” ujar Perry, di Jakarta, Senin 3 Agustus 2015.

Dia menilai perjanjian kerjasama ini, telah menjadi pilar penting antar kedua instansi yakni BI dan Kementerian ESDM yang sangat dipengaruhi dalam mengeluarkan kebijakannya. Sehingga sangat berpengaruh terhadap ekslorasi di dalam sumber daya mineral. “Bagi BI selama ini menjadi pintu dan informasi penting dalam menentukan kebijakan-kebijakan,” tukasnya.

Ditempat yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, M Teguh Pamudji mengatakan, sektor energi dan sumber daya mineral berperan strategis dalam menjamin pasokan energi, sehingga ESDM memberi pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Ada tiga indikator yang mendorong ESDM untuk berperan dalam laju perekonomian nasional, yakni indikator moneter, fiskal dan sektor riil.

“Pada indikator moneter, komoditas sektor ESDM bersifat administered price, sehingga sangat berpengaruh terhadap inflasi,” ucap Teguh.

Pada sektor fiskal, kata dia, sektor ESDM juga memberikan kontribusi berupa pendapatan negara, sedangkan dari sisi sektor riil mampu menumbuhkan investasi dan juga membutuhkan investasi. “Saat ini Kementerian ESDM menerapkan kebijakan penting dengan mengurangi subsidi BBM (bahan bakar minyak) menjadi hanya Rp17 triliun,” tutupnya. (*) @rezki_saputra

Apriyani

Recent Posts

Laba BRK Syariah Kuartal III 2025 Tumbuh 3,46 Persen, Ini Penopangnya

Poin Penting Laba BRK Syariah kuartal III-2025 naik 3,46 persen menjadi Rp218,20 miliar didorong pembiayaan… Read More

43 mins ago

BCA Siapkan Rp42,1 Triliun Uang Tunai untuk Nataru 2025/2026

Poin Penting BCA menyiapkan uang tunai Rp42,1 triliun untuk Nataru 2025/2026 agar transaksi nasabah tetap… Read More

55 mins ago

Aliran Modal Asing Keluar RI Rp0,13 Triliun di Pertengahan Desember 2025

Poin Penting Aliran modal asing keluar pada minggu kedua Desember 2025 nonresiden tercatat jual neto… Read More

1 hour ago

Bank Muamalat Catat Kenaikan Double Digit pada Pembiayaan Multiguna iB Hijrah

Poin Penting Pembiayaan Multiguna iB Hijrah Bank Muamalat tumbuh 41 persen secara tahunan (YOY) hingga… Read More

2 hours ago

Bank Mega dan Metro Hadirkan Season of Elegance Fashion Show, Diskon hingga 70 Persen

Poin Penting Bank Mega dan Metro menggelar Season of Elegance Fashion Show yang menampilkan karya… Read More

3 hours ago

Dana Indonesia Luncurkan AI Enablement Playbook, Dorong Kesiapan Industri Adopsi AI

Poin Penting Dana Indonesia meluncurkan AI Enablement Playbook untuk memandu industri menilai dan meningkatkan kesiapan… Read More

4 hours ago