Perbankan

Tekan Inflasi, Bank Mandiri Ramal The Fed Bakal Naikkan Suku Bunga Sekali Lagi di 2023

Jakarta – Direktur Keuangan Bank Mandiri, Sigit Prastowo memproyeksikan The Federal Reserve (The Fed) masih akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak satu kali lagi hingga akhir 2023.

“Kami proyeksikan masih ada ruang untuk Fed Funds Rate (FFR) untuk menaikkan suku bunga acuannya 25 bps hingga akhir tahun,” ujar Sigit dalam Konferensi Pers, Senin 31 Juli 2023.

Baca juga: Inflasi Masih Terkendali, BI Tahan Suku Bunga Acuan di 5,75%

Seperti diketahui, The Fed baru saja menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 5,25% – 5,5% pada pertemuan FOMC Juli 2023. Namun, kata Sigit, kenaikan tersebut sudah di antisipasi oleh pasar.

Sigit menambahkan, langkah The Fed yang kembali menaikkan suku bunga ini merupakan langkah untuk memastikan inflasi di Amerika Serikat (AS) dapat diturunkan hingga ke level 2%.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) diproyeksikan masih akan mempertahankan suku bunga acuannya pada level 5,75% hingga akhir tahun 2023.

“Ini merupakan konsistensi stan dari kebijakan moneter Bank Indonesia, untuk memastikan inflasi dalam negeri tetap terkendali dan tingkat inflasi di Juni sebesar 3,52%, ini sudah dalam kisaran target BI yang ditetapkan yakni 2,4%,” jelas Sigit. 

Lebih lanjut, menurutnya, arah kebijakan suku bunga acuan The Fed dan BI menjadi pertimbangan Bank Mandiri untuk menetapkan suku bunga kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK). 

“Selain itu kami tentu juga mempertimbangkan kondisi likuiditas, mempertimbangkan struktur biaya dana dan juga tingkat persaingan suku bunga di market,” ungkapnya.

Salah satu strategi Bank Mandiri dalam menghadapi kompetisi suku bunga pasar yaitu dengan menjaga tingkat CASA (Current Account Saving Account) Ratio di level yang cukup tinggi serta struktur cost of fund yang cukup rendah.

“Untuk menghadapi kompetisi di suku bunga pasar adalah kami menjaga tingkat CASA Rasio di level yang cukup tinggi di mana hingga Juni 2023 ini kami memiliki casa rasio di 78% secara bank only dan kami juga mempunyai struktur  cost of fund yang cukup rendah,” jelasnya.

Baca juga: Bos BI Prediksi The Fed Naikkan Suku Bunga 2 Kali Lagi hingga Akhir 2023

Seperti diketahui, hingga Semester I 2023 total dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi Bank Mandiri tumbuh positif 8,47% year on year (yoy) dari Rp1.318,42 triliun di kuartal II 2022 menjadi Rp1.430,13 triliun di akhir kuartal II 2023. 

Laju DPK ditopang oleh dana murah atau current account and saving account (CASA). Tabungan secara konsolidasi tumbuh 5,80% yoy menjadi Rp552,4 triliun dan giro secara konsolidasi melesat 21,2% yoy menjadi Rp497,6 triliun. (*)

Editor: Galih

Irawati

Recent Posts

Tarif Trump, Lahir di Tengah “Kebencian” Pemerintah pada Sektor Keuangan dan Rendahnya Sense of Crisis

Oleh Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group KEBIJAKAN “brutal” Donald Trump, Presiden Amerika Serikat… Read More

7 hours ago

BI Waspadai Dampak Tarif AS, Fokus Jaga Stabilitas Rupiah

Jakarta - Bank Indonesia (BI) akan terus memonitor perkembangan pasar global dan domestik pasca Presiden… Read More

22 hours ago

Komisi XI Wanti-Wanti Pemerintah Tak Gegabah Tanggapi Tarif Dagang 32 Persen AS

Jakarta - Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menegaskan pemerintah harus berhati-hati dalam menyikapi… Read More

1 day ago

DPR Desak Pemerintah Dorong Reformasi WTO usai Tarif AS Naik 32 Persen

Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah meminta pemerintah untuk mendorong Organisasi… Read More

1 day ago

DPR: Indonesia Jangan Jadi Sasaran Barang Buangan Akibat Kebijakan Trump

Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengumumkan daftar tarif dasar dan bea… Read More

2 days ago

Ekspor Terancam, Pemerintah Susun Langkah Hadapi Tarif AS

Jakarta - Pemerintah Indonesia segera menyiapkan langkah strategis untuk merespons kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan… Read More

2 days ago