Internasional

Tegas! Supermarket di Yordania Labeli Produk Pro Israel, Bagaimana Dengan Indonesia?

Jakarta – Gerakan boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan Israel tak pernah surut. Terbaru, warga Yordania melakukan aksi memboikot terhadap produk dan perusahaan yang diduga pro Israel.

Dinukil The World, Rabu (6/12), bentuk boikot sendiri dilakukan dengan memberikan label khusus pada produk tertentu di supermarket Shooneez, Amman, Yordania. 

Di mana, terdapat dua label pada setiap produknya. Adapun pada label pertama untuk memperlihatkan harganya. Kemudian, label merah untuk memperingatkan apabila produk tersebut termasuk dalam daftar boikot pro Israel.

“Waspadalah. Produk-produk ini diboikot. Pilihanmu,” tulis label berwarna merah yang ditulis ke dalam dua Bahasa yakni Inggris dan Arab.

Atas tindakan pelabelan tersebut, tak sedikit warga Yordania tergerak untuk melakukan boikot terhadap produk atau perusahaan yang diduga terafiliasi dengan Israel.

Rania Zaid misalnya, warga Amman menuturkan bahwa dirinya terbiasa membeli berbagai produk seperti coklat, sepatu kets, dan Nescafe untuk anak-anaknya.

Baca juga: Sabun Dettol Pro Israel? Berikut Rekomendasi 5 Sabun Mandi Merek Lokal Bantu Kulit jadi Glowing

Namun saat ini, dirinya mengaku telah berhenti berbelanja produk-produk tersebut selepas perang di Jalur Gaza bergejolak.

Setiap kali berbelanja, dirinya selalu memperhatikan kemasan produk dengan seksama. Jika produk tersebut dilabeli buatan AS atau Eropa, maka dia tidak akan membelinya.

“Meski sederhana dan kecil, itu yang bisa kami lakukan. Dengan cara ini, pikiran kami menjadi tenang bahwa kami tidak mendukung perang,” imbuhnya.

Sebab, banyak warga Yordania dan negara Arab lainnya mengatakan bahwa perang Israel di Gaza tidak bakal terjadi tanpa adanya dukungan Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, tempat di mana banyak dari perusahaan besar itu bermarkas. 

Boikot di Indonesia

Sejak eskalasi konflik Israel-Hamas di Gaza bergejolak menjadi tragedi kemanusiaan, seruan boikot dari konsumen di Tanah Air terhadap produk yang terafiliasi dengan Israel pun kian mengemuka. 

Apalagi, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan fatwa Nomor 28 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina. 

Baca juga: Aplikasi Ini Bisa Cek Produk Terafiliasi Israel, Download di Sini!

Di mana, MUI mengimbau atau merekomendasikan masyarakat Muslim untuk menghindari transaksi dan penggunaan produk yang mendukung Israel.

Tentu saja, fatwa MUI ini sejalan dengan fenomena gerakan di media sosial bernama Boycott, Divestment, and Sanction (BDS) yang bermakna boikot, divestasi, dan sanksi yang muncul sejak 2005. 

Diketahui, gerakan BDS tidak sekedar mengarah pada produk barang atau jasa, akan tetapi mengarah ke ranah budaya dengan tujuan menekan Israel dari sisi ekonomi, sosial, budaya, dan politik.

Berdasarkan catatan Infobanknews, restoran makanan cepat saji McDonald’s, kedai kopi Starbucks, dan Unilever menjadi tiga perusahaan yang kerap masuk daftar boikot yang tersebar di berbagai platform media sosial. 

Masyarakat yang mengampanyekan aksi boikot pun menilai, ketiga perusahaan tersebut diduga pro Israel.

Selain warga biasa, gerakan boikot juga dilakukan para pengusaha UMKM di Tanah Air yang kompak mengganti bahan baku produk mereka yang diduga terafiliasi dengan Israel. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada Palestina.

Bittersweet by Najla contohnya, pelopor bisnis dessert box di Indonesia ini rela mengganti bahan bakunya. Diketahui, selama ini kue atau cake yang dibuat brand tersebut mempergunakan bahan baku cokelat seperti Cadbury, Toblerone, dan Oreo. Di mana, seluruh merek tersebut diduga terafiliasi dengan Israel.

Baca juga: Siap-Siap! APINDO Mau Keluarkan Daftar Produk yang Diduga Pro Israel

Dalam video yang diunggah di akun sang pemilik Bittersweet by Najla, mereka mengumumkan telah melakukan take down dessert box demi Palestina.

“Rela take down dessert box demi Palestina. Karena beberapa produk yang aku pakai itu terafiliasi dengan Isra*l. Aku gak mau banget untuk memperlancar dan mempermudah menjajah tanah Palestina,” tulis keterangan video di akun @alabisyir.

Senada, merek usaha Donat Bahagia juga turut melakukan hal yang sama. Di mana, perusahan telah menyiapkan varian formula baru pengganti produk favorit, yakni donat Dancow. Seperti diketahui, Dancow merupakan produk buatan Nestle yang diduga terafiliasi dengan Israel.

“Maka Dobah (Donat Bahagia) menyambut dan patuh pada putusan lembaga yang berwenang mengeluarkan fatwa halal haram di Indonesia terkait sertifikasi halal,” tulis keterangan di akun Instagram resmi @officialdonat_bahagia.

Dengan begitu, Dobah mengganti beberapa produk yang dimaksud oleh MUI dengan substansi produk serupa yang sudah diformulasikan bersama team R&D. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

HUT ke-26, Bank Mandiri Hadirkan Inovasi Digital Adaptif dan Solutif untuk Siap Jadi Jawara Masa Depan

Jakarta - Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk… Read More

5 hours ago

KemenKopUKM Gandeng Surveyor Indonesia Verifikasi Status Usaha Simpan Pinjam Koperasi

Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menunjuk PT Surveyor Indonesia, anggota Holding BUMN IDSurvey,… Read More

6 hours ago

Bijak Manfaatkan Produk Keuangan, Ini Pesan OJK kepada Gen Z

Balikpapan - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica… Read More

6 hours ago

Jurus OJK Perluas Akses Keuangan yang Bertanggung Jawab dan Produktif di Balikpapan

Balikpapan – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin memperluas akses keuangan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan yang… Read More

7 hours ago

Rayakan HUT ke-26, Bank Mandiri Luncurkan 5 Fitur dan Layanan Digital Terbaru

Komisaris Bank Mandiri Chatib Basri dan Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi saat meresmikan peluncuran… Read More

7 hours ago

BEI Catat 5 Saham Berikut Jadi Pemberat IHSG Pekan Ini

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami penurunan sebesar sebesar 2,61 persen… Read More

8 hours ago