Triana Krisandini, SVP Sustainability TBS Energi Utama (kedua dari kiri). (Foto: Ari Astriawan)
Poin Penting
Jakarta – PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) berambisi mencapai karbon netral pada 2030. Target itu dibarengi dengan ekspansi ke bisnis hijau, yang diyakini akan menguntungkan dan berkelanjutan pada masa depan.
TOBA memiliki TBS Climate Transition Plan sebagai panduan menjalankan transformasi bisnis dan dekabornisasi. Tiga strategi utama dekarbonisasi TBS adalah, mempercepat dekarbonisasi aset, termasuk lewat divestasi PLTU dan phase out 3 konsesi tambang batu bara hingga 2027.
Lalu, mempercepat pertumbuhan bisnis low karbon. Tidak tanggung-tanggung, demi mendukung target itu, TBS Energi Utama mengalokasikan belanja modal (capex) sampai dengan USD600 juta hingga 2030. Mayoritas belanja modal itu mengalir ke bisnis baru non coal, yaitu bisnis hijau yang mencakup waste management, energi terbarukan, dan kendaraan listrik.
Ketiga, mengurangi efek rumah kaca dari operasional perusahaan dan memperkuat governance berbasis data dan pengawasan ESG dalam strategi bisnis.
Hal itu terungkap dalam sesi diskusi panel bertajuk TBS Climate Transition Plan “Charting a Profitable Path to a Sustainable Future”, yang menjadi bagian dari acara TBS Re/define di Jakarta, Rabu, 12 November 2025.
“Climate Transition Plan kami bukan hanya soal mengurangi emisi, tapi juga bagaimana membuat bisnis kami tumbuh menjadi lebih sehat, lebih kuat, dan profitable,” papar Triana Krisandini, SVP Sustainability TBS.
Baca juga: Akselerasi Transformasi Bisnis Hijau, TBS Siapkan Capex USD600 Juta hingga 2030
Bisnis hijau yang dijadikan fokus utama perseroan terus menunjukkan pertumbuhan yang solid. Saat ini, secara konsolidasi kontribusinya sudah mencapai sekitar 39 persen dari total revenue TBS. Porsinya akan terus membesar seiring pertumbuhan bisnis hijau. Di saat yang sama, porsi portofolio bisnis batu bara juga terus diperkecil.
“Tiga tahun lalu ketika kami bilang mau carbon neutral. Mungkin bagi banyak orang terkesan “gila” bagi sebuah perusahaan yang mempunyai coal mining company. Tapi kenyataanya, kita bisa membuktikan bahwa kita sudah bertransisi. Memang belum 100 persen, tapi kita sudah menuju ke sana,” lanjutnya.
Keberhasilan TBS disebut tidak lepas dari transparansi dan kolaborasi, termasuk dengan lembaga keuangan untuk sisi pembiayaan serta media yang berperan sebagai watch dog.
Pada kesempatan sama, Agnes Theresa, SVP Sustainability DBS Bank mengungkapkan, dari sudut pandang lembaga keuangan, memiliki rencana transisi iklim yang kredibel bagi perusahaan sangat penting. Mayoritas dari lembaga keuangan global dan investor institusional masih mempertimbangkan aset atau perusahaan yang memiliki rencana transisi iklim yang kredibel.
“Itulah sebabnya ketika kami didekati TBS dan bekerja sama dalam rencana ini, TBS menjadi salah satu contoh panutan yang terbaik di industri ini,” ujar Agnes.
Baca juga: TBS Energi Utama (TOBA) Catat Penurunan Pendapatan 31 Persen, Ini Penyebabnya
Ia menegaskan, climate transition plan TBS memiliki serangkaian tujuan, tindakan, dan mekanisme yang jelas serta akuntable. Ini patut diapresiasi, karena tidak banyak perusahaan yang tercatat memiliki rencana transisi iklim yang kredibel.
Pada 2023 misalnya, CDP mengumpulkan data rencana transisi lebih dari 20 ribu perusahaan. Jumlah perusahaan yang mempunyai rencana transisi memang meningkat 44 persen dari tahun sebelumnya. Tapi hanya 2 persen perusahaan yang dianggap mempunyai rencana transisi kredibel. (*) Ari Astriawan
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More
Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More