News Update

Target Pertumbuhan Ekonomi dalam RAPBN-P Masih Tinggi

Jakarta–Asumsi pertumbuhan ekonomi dalam usulan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun 2016 (RAPBN-P) 2016 dinilai masih terllau tinggi dan sulit dicapai.

Ekonom Riset Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy mengatakan, secara keseluruhan, meskipun melihat adanya penyesuaian baik di sisi pendapatan maupun belanja, ia menilai beberapa target masih tetap tinggi. Asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3% yang diajukan Pemerintah menurutnya kemungkinan kecil untuk dapat terealisasi.

“Memang kami melihat pertumbuhan ekonomi tahun ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu, tetapi kami memprediksi pertumbuhan ekonomi hanya 5%, dibandingkan 4,8% di 2015. Patut dicatat bahwa asumsi pertumbuhan ekonomi pemerintah menjadi salah satu asumsi yang digunakan untuk menetapkan target pendapatan pajak,” kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 8 Juni 2016.

Dari sisi asumsi makroekonomi, pemerintah masih tetap optimistis terhadap prediksi pertumbuhan ekonomi dengan menetapkan kembali target 5,3%, inflasi lebih kecil dari prediksi awal 4% dibanding 4,7% dan nilai tukar yang lebih kuat Rp13.500/US$ dibanding Rp13.900/US$.

Sementara asumsi harga komoditas turun termasuk harga Indonesia Crude Price menjadi US$35/barrel dari US$50/barrel, lifting minyak mentah menjadi 810kbpd dari 830kbpd, dan lifting gas 1,115kbpd oil equivalent dari 1,155kbpd oil equivalent. Secara keseluruhan, defisit anggaran naik Rp40,2 triliun atau melebar menjadi 2,48% GDP dari 2,15% GDP.

“Yang menarik pemerintah menaikkan jumlah penyertaan modal negara (PMN) ke BUMN menjadi Rp54 triliun dalam RAPBN-P dari sebelumnya Rp40,4 triliun dalam APBN, karena adanya tambahan suntikan modal ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN),” tambahnya.

Pemerintah juga menambah alokasi dana Rp16 triliun untuk akuisisi lahan, terutama untuk proyek jalan tol. Karena itu, untuk menutup kenaikan pendanaan, pemerintah berencana menggunakan saldo anggaran lebih (SAL) senilai Rp19 triliun dan meningkatkan penerbitan obligasi menjadi Rp385 triliun dari Rp327 triliun. (*)

 

 

Editor: Paulus Yoga

admin

Recent Posts

IHSG Dibuka Rebound ke Level 7.304 Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (8/11), Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

1 hour ago

IHSG Diprediksi Lanjut Melemah, Analis Rekomendasikan 4 Saham Ini

Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More

2 hours ago

Trump Menang, The Fed Pangkas Suku Bunga 25 Bps

Jakarta - Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau The Fed kembali memangkas… Read More

2 hours ago

BCA Syariah Bersama BAZNAS RI Gelar Pelatihan Manajemen Keuangan Bagi Mustahik Micropreneur

Direktur Pemberdayaan dan Layanan UPZ CSR BAZNAS RI Eka Budhi Sulistyo (kanan) dan Seketaris Perusahaan… Read More

4 hours ago

Kembali Terpilih sebagai Ketua ASBISINDO, Hery Gunardi Optimis Masa Depan Perbankan Syariah Nasional

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi tengah membrikan sambutan saat Musyawarah… Read More

4 hours ago

BCA Luncurkan Program Runvestasi

Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Haryanto T. Budiman memberikan sambutan saat peluncuran program… Read More

4 hours ago