Dalam kondisi ekonomi baru ini, kata dia, perbankan syariah harus mampu menghadapinya dengan merespon kondisi yang ada saat ini. Diharapkan, perbankan syariah dapat terus berkembang meski kondisi perekonomian baik secara global maupun domestik tengah naik turun.
“Di dalam situasi ini bagaimana respon regulator dan industri. Kita menghadapi new era ekonomi yang slow down. Karena itu kita perlu mekanisme baru di syariah, transaksi baru, framework regulasi baru yang terkait dengan fintech , dan instrumen baru lainnya,” ucap Mulya.
Oleh sebab itu, lanjut dia, diperlukan evaluasi bagi industri perbankan syariah dalam menghadapi kondisi tersebut. Salah satunya dengan mengembangkan sebuah produk dan menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Sehingga perbankan syariah mampu menghadapi kondisi ekonomi baru.
“Dalam keadaan seperti itu, ekonomi tumbuh tapi kita tidak bisa menciptakan pekerjaan. Ini yang harus kita bangun, dan berinovasi. Kita harus evaluasi, baik industri maupun regulator. Kalao tidak lakukan, kita bisa terlambat,” tutupnya. (*)
Page: 1 2
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia (Allianz Syariah) terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat tentang… Read More
Jakarta – Pesatnya perkembangan teknologi di era modern tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga meningkatkan… Read More
Jakarta - Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para nasabahnya,… Read More
Jakarta – Rencana aksi korporasi BTN untuk mengakuisisi bank syariah lain masih belum menemukan titik terang. Otoritas… Read More
Suasana saat penandatanganan strategis antara Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT AXA Mandiri Financial Services (DPLK… Read More