Perbankan

Tantangan Begitu Kompleks, OJK Minta BPD Mitigasi Risiko

Jakarta – Tantangan dalam industri perbankan khususnya Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) kini semakin kompleks, karena didukung dengan adanya tantangan global dan tantangan industri perbankan jangka pendek.

Tantangan global masih didorong oleh adanya tekanan kondisi geopolitik, adanya normalisasi kebijakan pandemic Covid-19, kemudian tuntutan akselerasi digital bagi perbankan, dan produk layanan perbankan. Sedangkan tantangan industri perbankan jangka pendek didorong oleh ketidakpastian ekonomi serta pembiayaan yang sifatnya jangka menengah hingga jangka panjang.

Advisor Dept. Pengendalian Kualitas Pengawasan Bank OJK, Dhani Gunawan Idat mengatakan, pembiayaan yang bersifat jangka menengah hingga jangka panjang khususnya pada BPD tentunya harus dikelola karena nantinya akan berhadapan dengan mitigasi risiko, digitalisasi, serta produk-produk digital yang nantinya akan mengelola produk jangka menengah dan jangka panjang sehingga berkaitan dengan program ekonomi nasional (PEN) yang diharapkan dapat membantu dalam perkembangan pembangunan daerah.

“Tantangan industri jangka pendek, pada dasarnya adalah adanya ketidakpastian ekonomi, kemudian juga ada dukungan pembiayaan yang bersifat jangka menengah dan panjang, pembiayaan yang sifatnya menengah dan panjang ini, khususnya di BPD tentunya harus dikelola nanti akan berhadapan dengan selain mitigasi risiko juga dengan digitalisasi. Bagaimana produk-produk digital untuk mengelola produk jangka menengah dan panjang ini juga dikaitkan dengan pen yang juga diharapkan bisa membantu pembangunan daerah,” ujar Dhani dalam Forum Holdingisasi BPD “Peran Pemilik dan Pengurus dalam Memajukan dan Membuat BUMD Semakin Adaptif Pada Era Digital” yang diselenggarakan Infobank, di Solo, Kamis, 19 Mei 2022.

Sementara itu, ia juga menilai, bahwa holdingisasi merupakan salah satu jalan untuk melakukan penguatan permodalan dalam tantangan bisnis BPD. Dalam hal ini terdapat tiga sisi makro yang ditekankan diantaranya adalah struktur yang lebih ramping, ketahanan terhadap gejolak volatilitas, serta daya saing produk-produk BPD terhadap teknologi.

Dalam mempersiapkan penguatan modal inti salah satu fasilitas yang dapat mendukung hal tersebut adalah Kelompok Usaha Bersama (KUB) dinilai sebagai jalan yang lebih efektif dan cepat. KUB nantinya diyakini dapat meningkatkan market power, dapat memenuhi permintaan pasar yang lebih kuat dan spesifik, memperluas diferensiasi produk, mengurangi asimetrik arus informasi, serta sinergi yang lebih baik.

Dalam hal ini, konsolidasi pemenuhan modal diatur dalam 4 cara yaitu dengan penggabungan, peleburan, atau integrasi, kemudian pengambilalihan atau akuisisi, lalu pembentukan KUB terhadap bank yang telah dimiliki, KUB karena pemisahan (spin-off) UUS, serta KUB dalam pengambilalihan.

Jika BPD nantinya mengikuti skema yang telah diarahkan OJK, maka BPD akan mendapat market power yang semakin bagus, dapat memenuhi permintaan pasar lebih baik, produk diferensiasi lebih luas, asimetrik, serta dapat bersinergi, berkolaborasi dengan lebih baik lagi.

“Kami menantikan kesiapan tindak lanjut dari bapak ibu semua dari direksi BPD untuk mengikuti ketentuan ini dengan tadi berbagai skema, khususnya untuk kelompok usaha bersama kami pandang adalah jalan yang lebih mudah. Kalau dari OJK akan mendapatkan market power yang semakin bagus, kedua memenuhi permintaan lebih baik permintaan pasar yang jangkauannya lebih luas, lebih kompleks, bisa dihadapin, ketiga juga market diferensiasinya semakin baik semakin luas juga terjadi asimetrik informasi, kita bisa sama-sama bersinergi, berkolaborasi dengan lebih baik lagi,” tutupnya. (*) Khoirifa

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

11 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

13 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

15 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

16 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

16 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

18 hours ago