Ki-ka: Wong Sui Jan, Founder & Direktur Utama Sivali Cloud Technology dan Naeem Maver dari Canonical. (Foto: Ari Astriawan)
Jakarta – Teknologi open source semakin diminati di tengah tren transformasi digital. Dengan regulasi yang ketat dan tuntutan menjaga kedaulatan data, open source dinilai bisa menjadi fondasi kokoh transformasi digital.
Di Indonesia, teknologi berbasis open source semakin banyak diadopsi, baik oleh badan usaha milik negara (BUMN), instansi pemerintah, korporasi sektor keuangan, hingga dunia pendidikan.
Hal itu mengemuka dalam Canonical Executive Partner Summit 2025 yang digelar Sivali Cloud Technology bersama Canonical di Soehanna Hall, The Energy Building, Jakarta, Senin, 8 September 2025.
Baca juga: Urgensi Penerapan Teknologi oleh BPR dalam Peningkatan Tata Kelola
Wong Sui Jan, Founder & Direktur Utama Sivali Cloud Technology, menegaskan, teknologi open source bisa diandalkan dan menjadi strategi utama menghadapi tantangan regulasi dan kedaulatan data, termasuk di sektor keuangan yang sangat teregulasi.
“Pemerintah, BUMN, maupun perusahaan finansial harus memastikan sistem TI mereka aman, patuh regulasi, dan efisien. Canonical membawa standar global, sementara Sivali menghadirkan dukungan lokal sesuai aturan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), OJK, BI, dan UU Pelindungan Data Pribadi (PDP),” paparnya.
Sebagai contoh, Pegadaian sukses mengadopsi teknologi open source.
“Mereka tetap menjaga governance, risk, and compliance sekaligus berinovasi. Ini sinyal kuat bahwa open source memenuhi standar tinggi industri finansial,” tambah Wong Sui Jan.
Baca juga: Aksi Demo 25-30 Agustus Tekan IHSG Turun 0,36 Persen, Kapitalisasi Pasar Naik Rp14.182 T
Sementara di sektor pelayanan publik, open source mulai banyak digunakan untuk mendukung SPBE.
Transparansi kode memberi pemerintah kendali lebih besar, mengurangi ketergantungan pada vendor, serta menekan biaya lisensi.
Hal ini diyakini dapat memperkuat kedaulatan data dan mendorong ekosistem digital yang lebih mandiri.
Sivali sendiri bertindak sebagai distributor resmi Canonical di Indonesia. Kolaborasi keduanya diarahkan untuk memperkuat digitalisasi pelayanan publik.
Adopsi open source di pemerintahan dinilai mampu mempercepat modernisasi sehingga masyarakat bisa menikmati layanan publik yang aman, transparan dan mudah diakses.
Adapun Naeem Maver, Vice President -Asia Pacific (APAC) Canonical Ubuntu mengatakan, pihaknya menaruh perhatian besar pada pasar Indonesia.
“Visi kami adalah ingin mendemokratisasi dan membuat open source tersedia bagi semua orang,” ujarnya.
Menurut Naeem, pasar Indonesia berpotensi tumbuh rata-rata 30 persen per tahun dalam lima tahun ke depan.
Baca juga: Soroti Daya Saing E-Commerce, Ini Pesan Airlangga ke Mendag
Maka itu, Canonical bersama mitra lokal, termasuk Sivali, berkomitmen mengembangkan pasar dengan mendorong pemanfaatan ekosistem open source untuk transformasi digital, termasuk adopsi kecerdasan buatan (AI).
Canonical Executive Partner Summit 2025 sendiri mengusung tema “Empowering Public Sector & Financial Industries with Open Source Technology”.
Ajang ini mempertemukan regulator, pemimpin industri, akademisi, dan pakar teknologi.
Forum ini mengupas bagaimana open source menjawab tantangan keamanan, kepatuhan regulasi, dan inovasi, khususnya di sektor keuangan yang diawasi ketat seperti perbankan, asuransi, fintech, dan BUMN. (*) Ari Astriawan
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More