Semarang–PT Bank Negara Indonesia, (Persero), Tbk (BNI) menargetkan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi tahun depan. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan tahun depan Perseroan menargetkan pertumbuhan kredit 15%-17%. Hal ini menurutnya disebabkan oleh sinyal dari otoritas moneter yang melonggarkan kebijakan moneternya dengan menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Primer dari 8% ke 7,5%.
“Ini sinyal berarti kita harus lebih nge-push lagi kredit. Pertumbuhan tahun depan 15%. Kemarin kan cuma 12%,”kata Achmad Baiquni di Semarang, Minggu 22 November 2015.
Bagi BNI, penurunan GWM itu memang hanya menambah likuiditas Rp1,5 triliun. Namun menurutnya, penambahan GWM di industri akan membantu menurunkan biaya dana (cost of fund) dan itu akan mendorong penurunan suku bunga kredit.Meski begitu, penurunan suku bunga kredit membutuhkan proses.
“Gak pasti kapan. Ini bukan hanya tergantung GWM tapi tergantung berapa ekspektasi penyaluran kredit dan ekspektasi pertumbuhan ekonominya, jadi bukan semata-mata hanya karena penurunan GWM-nya,” tandasnya.(*) Ria Martati
Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More
Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More
Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More