Moneter dan Fiskal

Tahun 2018 Jadi Momentum Pemulihan Ekonomi Global

Jakarta – Pada tahun 2018 diprediksi masih menjadi momentum keberlanjutan pemulihan ekonomi global dengan sumber pertumbuhan yang berasal dari negara-negara berkembang ditengah pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS).

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara di Jakarta, Kamis, 8 Februari 2018. Dirinya menilai, pertumbuhan ekonomi global akan bertengger di angka 3,6 persen pada tahun 2018.

“Terdapat potensi pertumbuhan ekonomi global di 2018 ini mungkin ini dampak pemulihan ekonomi AS yang telah mereformasikan pajaknya yang berdampak kepada negara berkembang seperti Tiongkok yang diperkirakan pertumbuhan ekonominya 6,5 persen pada 2017 namun dapat mencapai jadi 6,8 persen,” ujarnya.

Baca juga: Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Global Mulai Menguat

Pendapat tersebut juga senada dengan pemikiran Chairul Tanjung. Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut menilai, pertumbuhan ekonomi global 2018 diperkirakam akan lebih baik dibandingkan 2017.

“Ekonomi dunia tahun lalu tumbuh 3,7 persen, padahal dari perkiraan analis tumbuh di bawah 3 persen. Jadi ada swing ekonomi dunia yang mengarah lebih baik. Bahkan tahun ini diprediksi tumbuh 3,9 persen. Biasanya analis lebih konservatif dari kenyataannya,” ucapnya.

Dirinya menilai, pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini akan berdampak pada permintaan barang dan jasa di domestik. Hal tersebut juga seiring dengan terus berlangsungnya perkembangan ekonomi digital.

Tak hanya itu, pria yang akrab disapa CT ini juga berharap pertumbuhan ekonomi global juga akan berdampak pada perbaikan harga komoditas di pasar internasional, salah satunya minyak mentah.

“Minyak mentah yang dulu pernah jatuh hingga US$20 per barel, sekarang sudah naik ke US$65 per barel. Kalau harga minyak naik, banyak komoditas yang terkait yang juga naik. Harga minyak sawit naik, pertambangan naik, juga komoditas hasil perkebunan. Tentu ini akan berpengaruh pada pertumbuhan,” tutupnya. (*)

Suheriadi

Recent Posts

Komunitas Otomotif Apresiasi Satgas Nataru Pertamina Tekan Angka Kecelakaan

Jakarta – Sejumlah komunitas otomotif mengapresiasi kinerja Satgas Nataru Pertamina dalam menjaga ketersedian pasokan bahan… Read More

5 hours ago

LPEI Dorong Komoditas Gula Aren Pandeglang Mendunia, Begini Upaya yang Dilakukan

Jakarta - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terus mendorong ekspor gula aren Indonesia yang semakin… Read More

5 hours ago

Mejeng di Big Bang Festival, Karcher Unjuk Teknologi Pembersih Canggih

Jakarta - Karcher Indonesia menghadirkan solusi kebersihan rumah tangga dalam ajang Big Bang Festival 2024,… Read More

7 hours ago

Dorong Literasi Keuangan, Bank Mandiri Kenalkan Produk Perbankan ke 93.000 Pelajar

Jakarta - Bank Mandiri terus berkomitmen untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat sesuai program yang dicanangkan… Read More

9 hours ago

Target Penyaluran KUR 2025 Naik jadi Rp300 Triliun

Jakarta – Pemerintah menetapkan target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp300 triliun untuk 2025. Hal ini ditetapkan dengan… Read More

12 hours ago

Wamen BUMN Cek Langsung Kesiapan SPKLU PLN Layani Kebutuhan Nataru

Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Komisaris PT PLN (Persero), Aminuddin… Read More

13 hours ago