Moneter dan Fiskal

Syailendra Capital: Ekonomi AS Mulai Melambat, Meski Inflasi Turun

Jakarta – Berdasarkan data yang diterbitkan oleh PT Syailendra Capital menyebutkan bahwa perekonomian di Amerika Serikat (AS) mulai melambat, meski indikator perekonomian seperti inflasi mulai menurun.

Hal ini memberikan sedikit kabar baik bagi investor. Pasalnya, The Fed menahan suku bunga acuannya hingga akhir tahun 2023 dan diproyeksikan menurun di 2024. Namun, investor atau pasar tetap harus waspada terhadap gejolak yang masih berlangsung.

Tercatat, inflasi AS kembali melanjutkan penurunan ke level 3,1 persen di November 2023. Angka Inflasi ini merupakan yang terendah dalam lima bulan dari 3,2 persen pada bulan Oktober dan sejalan dengan perkiraan pasar.

Selain itu, Federal Reserve atau The Fed mempertahankan suku bunga The Fed pada level 5,25-5,5 persen dalam pertemuan ketiga berturut-turut pada bulan Desember 2023, sejalan dengan ekspektasi namun mengindikasikan penurunan sebesar 75 bps pada tahun 2024.

“Meski demikian, para pembuat kebijakan mengatakan bahwa indikator-indikator terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi telah melambat dan peningkatan lapangan kerja telah meningkat secara moderat namun tetap kuat dan tingkat pengangguran tetap rendah,” tulis Syailendra Capital dalam laporannya, dikutip Selasa 9 Januari 2023.

Syailendra Capital dalam proyeksinya menyebutkan bahwa di tengah penurunan harga energi khususnya harga minyak, angka inflasi di berbagai negara mulai turun.

“Penurunan inflasi atau disinflasi telah membuat ekspektasi pasar yang cukup tinggi agar bank sentral melakukan kebijakan pelonggaran ekonomi,” katanya.

Kemudian, pada meeting Desember 2023, The Fed memberikan indikasi bahwa suku bunga akan dipotong sebanyak 3 kali di tahun 2024. Ini merupakan berita yang baik khususnya bagi perkembangan kelas asset obligasi.

“Namun investor tetap harus waspada akan perlambatan ekonomi global yang kemungkinan akan terjadi di tahun 2024,” paparnya.

Adapun kinerja Syailendra Pendapatan Tetap Premium (SPTP) sejak diluncurkan pada 2018 hingga Desember 2023 menunjukkan tren yang positif.

Selain itu, disepanjang tahun 2023, Syailendra Pendapatan Tetap Premium berhasil mengalahkan indeks reksa dana pendapatan tetap.

Irawati

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

2 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

2 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

4 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

4 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

5 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

6 hours ago