Moneter dan Fiskal

SVBI dan SUVBI Siap Terbit, Ekonom: Bisa Tarik Investor hingga Tingkatkan Likuiditas Valas di RI

Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan segera menerbitkan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI). Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede menilai bahwa SVBI dan SUVBI akan berdampak pada peningkatan likuiditas valas di pasar domestik.

Penerbitan dua instrumen baru ini ditujukan untuk memperkuat upaya pendalaman pasar uang. Selain itu, SVBI dan SUVBI juga mendukung dalam upaya menarik aliran investasi portofolio. Dengan mempertimbangkan kondisi aliran modal asing di pasar modal yang belakangan menurun di tengah risk off sentiment, baik dari arah suku bunga The Fed dan tensi geopolitik di Timur Tengah.

Baca juga: Investor Minta BI Terbitkan SVBI Minimal USD100 Juta Sekali Lelang

“Dengan pendalaman pasar keuangan berupa instrumen berdenominasi valas diharapkan menjadi daya tarik bagi investor asing mengingat penerbitan global bond dan sukuk global yang cenderung terbatas,” ujar Josua kepada Infobanknews, Jumat 10 November 2023.

Meskipun demikian, dalam jangka pendek, investor akan mempertimbangkan faktor daya tarik dari instrumen tersebut yang terindikasi dari interest rate yang ditawarkan dari instrumen SVBI dan SUVBI tersebut.

“Selain itu, investor juga masih mempertimbangkan besaran pajak dari instrumen sedemikian yang akan memengaruhi nilai imbal hasil yang riil,” ungkapnya.

Lebih lanjut, kata Josua, serupa dengan SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia), SVBI dan SUVBI hanya dapat dibeli oleh bank umum syariah atau Unit Usaha Syariah (UUS) yang menjadi peserta OPT Syariah dalam valas. SVBI dan SUVBI dapat diperdagangkan dan dimiliki oleh nonbank (penduduk atau bukan penduduk) di pasar sekunder.

Baca juga: Beli Sukuk Ritel SR019 Dapat Cashback Hingga Rp30 Juta, Gini Caranya

“Oleh sebab itu, kami menilai penerbitan SVBI dan SUVBI ini merupakan pilihan instrumen dalam denominasi valas yang diharapkan menjadi alternatif yang cukup optimal jika dibandingkan dengan instrumen lainnya,” pungkas Josua.

Dengan demikian, peningkatan likuiditas valas di pasar domestik diharapkan akan mendorong stabilitas nilai tukar rupiah dalam jangka pendek dan menengah. (*)

Irawati

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

7 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

8 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

9 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

9 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

11 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

11 hours ago