Keuangan

Survei Sun Life: 60 Persen Keluarga Khawatir Kekayaan Tak Akan Bertahan ke Generasi Berikutnya

Poin Penting

  • Sebanyak 60 persen responden di Asia khawatir harta mereka tidak akan bertahan ke generasi berikutnya.
  • Selain aset, 15 persen responden ingin mewariskan tradisi keluarga dan 13 persen ingin memberi dampak positif bagi lingkungan.
  • Meski 70 persen mengetahui pentingnya dokumen warisan, hanya 38 persen yang sudah menggunakannya.

Jakarta – Warisan kini tak lagi sekadar soal harta, tapi juga tentang nilai, makna, dan kesiapan generasi penerus dalam mengelolanya. Hal itu tergambar dari hasil survei terbaru Sun Life Indonesia bertajuk “Passing the Torch: Building Lasting Legacies in Asia” yang menunjukkan bahwa 60 persen responden di Asia khawatir kekayaan mereka tidak akan bertahan melewati generasi anak-anak mereka.

Survei yang melibatkan lebih dari 3.000 responden di enam negara—termasuk Indonesia—ini menyoroti bagaimana masyarakat Asia memandang perencanaan warisan, baik dari sisi finansial maupun nilai-nilai keluarga. Mayoritas menempatkan keamanan finansial keluarga (70 persen) sebagai prioritas utama, disusul pentingnya rencana pewarisan yang jelas (53 persen) dan pembangunan kekayaan berkelanjutan (48 persen).

“Kami melihat adanya pergeseran cara pandang terhadap konsep warisan. Kini, keluarga tak hanya bicara soal harta, tapi juga tentang rasa aman, pendidikan, dan makna hidup bagi generasi berikutnya,” ujar Maika Randini, Chief Marketing Officer Sun Life Indonesia, dalam keterangannya, Selasa (4/11).

Baca juga: Sunlife Indonesia Target 20% Premi dari Bisnis Syariah

Kekhawatiran Kekayaan Tak Bertahan

Meski kesadaran makin tinggi, kekhawatiran tetap menghantui. Sebanyak 55 persen responden merasa ahli waris mereka belum memiliki kemampuan finansial yang cukup untuk mengelola harta peninggalan. Hanya 31 persen yang optimistis anak-anak mereka akan menjaga dan mengembangkan kekayaan keluarga.

Kekhawatiran ini paling tinggi dirasakan kelompok berpenghasilan atas—sebanyak 28 persen menyebut diri “sangat khawatir” soal keberlanjutan kekayaan.

Warisan Bernilai: Dari Aset ke Nilai Hidup

Lebih jauh, survei juga menunjukkan bahwa warisan bukan sekadar harta benda. Sebanyak 41 persen responden ingin meninggalkan kekayaan dalam bentuk aset atau bisnis, namun 15% ingin mewariskan tradisi keluarga, dan 13 peren berharap dapat memberi pengaruh positif bagi lingkungan terdekat.

Meski begitu, hanya 31 persen yang yakin generasi berikutnya akan menjaga nilai-nilai keluarga. Perbedaan prioritas antar generasi (58 persen) dan lemahnya ikatan keluarga (29 persen) menjadi penyebab utama.

“Semakin banyak keluarga yang ingin meninggalkan dampak berkelanjutan, bukan hanya peninggalan finansial. Mereka ingin memastikan generasi berikutnya punya kesempatan hidup yang lebih baik,” tambah Maika.

Banyak yang Sadar, Tapi Belum Siap

Kesadaran terhadap pentingnya perencanaan warisan meningkat, namun tingkat kesiapan masih rendah. Hanya 19 persen responden yang merasa benar-benar siap jika harus meninggalkan warisan saat ini.

Padahal, 70 persen mengetahui keberadaan dokumen seperti surat wasiat atau perwalian, tapi hanya 38 persen yang menggunakannya. Begitu pula dengan penasihat keuangan—67 persen tahu, tapi baru 36 persen yang berkonsultasi.

Diskusi seputar warisan pun masih banyak dilakukan secara informal (44 persen), meski hanya 27 persen menganggap cara itu efektif.

“Banyak keluarga sudah mulai bicara soal warisan, tapi belum membentuk rencana konkret. Padahal, diskusi yang terstruktur penting untuk mencegah konflik dan menjaga kesinambungan nilai keluarga,” jelas Maika.

Baca juga: Bahaya Praktik “Jual-Beli Kendaraan STNK Only”: Ancaman bagi Multifinance, Bank, dan Asuransi

Literasi Finansial Jadi Warisan Terpenting

Sun Life juga menemukan bahwa pendidikan finansial kini dipandang sebagai bentuk warisan yang paling berharga. Lebih dari separuh responden telah atau berencana mengajarkan anak mereka soal keuangan pribadi, investasi, dan pengelolaan aset.

Sebanyak 37 persen sudah menggunakan jasa penasihat keuangan, dan 42 persen berencana melakukannya, terutama dari kalangan Gen Z dan masyarakat berpenghasilan tinggi.

“Hari ini, warisan tak lagi hanya tentang apa yang kita tinggalkan, tapi juga tentang ilmu untuk menjaganya. Sun Life berkomitmen mendampingi keluarga Indonesia membangun warisan yang bertahan dan bermakna bagi generasi selanjutnya,” tutup Maika. (*)

Galih Pratama

Recent Posts

BEI Tekankan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama Bangun Masa Depan Hijau

Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More

25 mins ago

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

1 hour ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

1 hour ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

2 hours ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

3 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

4 hours ago