Nasional

Survei Prudential Ungkap Warga RI Ngaku Tunda Perawatan Kesehatan, Ini Alasannya

Jakarta – Prudential Indonesia dan Prudential Syariah merilis hasil survei terkait pengalaman pasien dalam mengakses layanan kesehatan. Temuannya, 9 dari 10 masyarakat di Tanah Air mengaku menunda perawatan atau mencari layanan kesehatan.

Chief Health Officer Prudential Indonesia Yosie William Iroth mengatakan, ada banyak faktor yang memengaruhi penundaan tersebut. Antara lain, kurangnya informasi kesehatan yang jelas, tingginya biaya, dan keluarga sebagai prioritas utama.

“Meski akses kesehatan di Indonesia telah meningkat signifikan, pasien masih menghadapi tantangan yang menghambat mereka mendapatkan perawatan yang dibutuhkan,” katanya, di Jakarta, Rabu, 17 September 2025.

Menurut Yosie, survei ini menegaskan perlunya sistem layanan kesehatan yang dapat meminimalkan gangguan pada kehidupan sehari-hari, memberikan kepastian biaya sejak awal, serta menyediakan informasi yang andal dan mudah dipahami agar pasien lebih percaya diri untuk segera mencari perawatan.

Baca juga: Lewat Program Ini, Prudential Ajak Perempuan hingga Kaum Disabilitas Melek Finansial

Yosie menambahkan, kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan distribusi dokter yang belum merata juga menjadi tantangan tersendiri.

Salah satu dampak nyata dari ketidakmerataan tersebut adalah 77 persen pasien merasa tidak mudah untuk menemui dokter. Mulai dari kendala membuat janji temu, antrean panjang, hingga hambatan akses lainnya.

“Kendala tersebut bukan hanya menunda perawatan, tetapi juga mengganggu pekerjaan, aktivitas rumah tangga, serta tanggung jawab lainnya,” jelasnya.

Peran Prudential dalam Edukasi dan Akses Kesehatan

Chief Customer & Marketing Officer Prudential Syariah, Vivin Arbianti Gautama, menegaskan bahwa Prudential memiliki peran dalam membuat layanan kesehatan lebih mudah diakses, terjangkau, dan praktis.

Menurutnya, salah satu langkah konkret Prudential adalah menginisiasi kampanye hidup sehat yang mendorong masyarakat melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.

“Karena banyak orang memilih menunda pengobatan atau penggunaan obat, ajakan ini diharapkan dapat meminimalkan risiko penyakit serius dengan mendeteksi potensi masalah kesehatan sejak dini. Deteksi dini memungkinkan tindakan pencegahan yang tepat untuk menghindari komplikasi yang lebih serius,” imbuhnya.

Baca juga: Prudential Bagikan Strategi Kelola Keuangan dan Investasi bagi Kaum Muda

Lebih lanjut, peningkatan akses dan keterjangkauan layanan kesehatan membutuhkan kolaborasi antara penyedia layanan kesehatan, perusahaan asuransi, dan pemerintah.

Solusi seperti transparansi biaya, proses sederhana, serta akses digital yang lebih luas terhadap informasi kesehatan yang andal dinilai penting untuk membangun sistem yang benar-benar menjawab kebutuhan pasien.

“Prudential berkomitmen untuk mendengarkan dan memahami kebutuhan masyarakat Indonesia yang terus berkembang, sembari memberikan nilai tambah agar mereka dapat mengakses layanan kesehatan terbaik,” pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Segini Kekayaan Menhut Raja Juli Antoni yang Diminta Mundur Anggota DPR

Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More

7 mins ago

DJP Tunjuk Roblox dan 4 Perusahaan Digital Jadi Pemungut PPN, Ini Rinciannya

Poin Penting Roblox resmi ditunjuk DJP sebagai pemungut PPN PMSE, bersama empat perusahaan digital lainnya.… Read More

10 mins ago

BEI Tekankan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama Bangun Masa Depan Hijau

Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More

1 hour ago

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

2 hours ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

2 hours ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

3 hours ago