Nasional

Survei INDEF: 61,9 Persen Masyarakat Kritik Program Prioritas Prabowo-Gibran

Poin Penting

  • Riset INDEF mencatat 5 dari 8 program unggulan pemerintahan Prabowo-Gibran mendapat sentimen negatif di media sosial.
  • Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menerima 76,9 persen sentimen negatif akibat isu keracunan dan tata kelola gizi, sementara Danantara disorot karena dugaan potensi korupsi dan rendahnya kepercayaan publik.
  • Tiga program yang mendapat respons positif adalah swasembada pangan (70,7 persen), cek kesehatan gratis (74,1 persen), dan sekolah rakyat (77,5 persen).

Jakarta – Pada 20 Oktober 2025 menandakan setahun berjalannya pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Temuan dari Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) menunjukkan, program prioritas pemerintah yang berjalan saat ini lebih banyak mendapat sentimen negatif.

Wahyu Tri Utomo, Peneliti Continuum INDEF, menjelaskan pihaknya meneliti sentimen publik di media sosial terkait 8 program unggulan pemerintah. Dari 8 program tersebut, 5 di antaranya memiliki sentimen yang cenderung negatif. Hasilnya, 61,9 persen mengkritik program prioritas Prabowo-Gibran.

Lebih rinci, program makan bergizi gratis (MBG), misalnya, yang menerima sebanyak 76,9 persen sentimen negatif dari publik. Jumlah pembicaraan negatif soal MBG mencapai 52.249. Dan hanya ada sekitar 15.686 percakapan positif.

“MBG sering di-mention karena terkait keracunan, hingga komposisi dari badan gizi nasional yang dirasa kurang match,” terang Wahyu dalam Diskusi Publik INDEF bertajuk “Evaluasi 1 Tahun Prabowo-Gibran di Bidang Ekonomi”, Kamis, 23 Oktober 2025.

Baca juga: Dana MBG Rp70 Triliun Dikembalikan ke Prabowo, Ini Penjelasan Purbaya

Selanjutnya, ada program hilirisasi dan industrialisasi yang memperoleh 71,2 persen sentimen negatif. Hal ini disebabkan karena kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dalam prosesnya.

Daya Anagata Nusantara (Danantara), juga mendapat sentimen negatif, mencapai 69,8 persen. Sebanyak 18.748 perbincangan soal topik ini cenderung mengarah ke tone negatif. Sementara sentimen positif hanya di kisaran 8.101 pembicaraan.

“Potensi korupsi dan lemahnya kepercayaan terhadap pejabat Danantara disorot oleh netizen. Bahkan, yang menarik adalah mereka cenderung tidak percaya dengan pengelola Danantara,” jelas Wahyu.

Bahkan, Wahyu mengingatkan kembali peristiwa ada ajakan untuk menarik dana dari bank-bank milik BUMN yang dikelola Danantara. Ini menunjukkan ketidakpercayaan publik yang tinggi akan Danantara.

Pemberantasan korupsi, meskipun merupakan program yang positif, masih ditanggapi dengan negatif oleh warganet. Mayoritas percakapan di media sosial atau sebanyak 62,8 persen menyorot kurangnya komitmen pemerintah terhadap pemberantasan korupsi.

Program priotitas lain yang mendapatkan sorotan dari publik adalah Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Program ini mendapat reaksi campuran dari publik. Sebanyak 49,8 persen menyambut positif program ini. Namun, 50,2 persen pembicaraan di media sosial diisi oleh sentimen negatif.

“Untuk KMDP, poin utamanya adalah antara upaya untuk memajukan perekonomian di desa atau takut akan menjadi lahan korupsi baru,” terang Wahyu.

Sementara, tiga program yang mendapat reaksi positif meliputi swasembada pangan, cek kesehatan gratis, dan sekolah rakyat. Masing-masing memperoleh persentase sebesar 70,7 persen, 74,1 persen, dan 77,5 persen.

Jika dirangkum, Wahyu menyebut sebanyak 61,9 persen mengkritik program-program dari pemerintahan era sekarang. Meskipun ada sejumlah program yang diapresiasi, warganet lebih banyak menyoroti sejumlah kasus dari program unggulan tersebut yang merugikan masyarakat luas.

Baca juga: Operasional 80.000 Kopdes Merah Putih Ditarget Tuntas Maret 2026

“Netizen selalu menyuarakan kekhawatirannya akan penyalahgunaan anggaran, agar jangan sampai dana yang dikorupsi. Kemudian terkait keracunan MBG, hingga lemahnya Danantara, itu menjadi tingginya sentimen negatif terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran selama setahun,” tutup Wahyu.

Diketahui, INDEF memperoleh data dari 426.772 perbincangan di media sosial, yang mana 2.759.930 di antaranya disebarkan atau di-retweet.

INDEF juga menyadur 18.834 pemberitaan dan 370 pidato presiden. Semua data diperoleh dari 20 Oktober 2024 sampai 20 Oktober 2025. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Galih Pratama

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

3 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

3 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

4 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

5 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

5 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

6 hours ago