News Update

Survei GBG: Three Top Typologies Financial Crimes. Apa saja?

Jakarta – Berdasarkan hasil survei GBG dan The Asian Bankers memperlihatkan three top typologies financial crimes, diantaranya money mule, synthetic id dan stolen id.

“Terkait hal ini kami melihat modus adanya penyalahgunaan data apalagi saat ini seperti yang kita ketahui bersama bahwa databricks atau kebocoran data menjadi hal yang paling banyak terjadi di Indonesia,” ujar Sahrizal Sofian, Regional Director GBG, dalam Webinar “Race Ahead Of Modern Financial Crimes With AI And Dynamic Data Intellegence” yang diselenggarakan Infobank, Selasa, 29 Juni 2021.

Sahrizal menjelaskan, contoh kasus stolen id, yakni pertama, fraudster adalah mendapatkan data-data konfidensial dari institusi keuangan. Kemudian, dengan menggunakan layanan digital yang dimiliki oleh institusi finansial tersebut, fraudster memasukkan data yang sudah dicuri atau dikompilasi dan dipublikasi.

“Dengan menggunakan intelligance center, kita bisa mendapatkan data terkait end point device atau device fingerprint. Kita bisa mendapatkan informasi apakah device tersebut memiliki behavior yang mencurigakan seperti menggunakan VPN, bot, malware. Intelligence center digunakan untuk membuat multiple account kemudian dikombinasikan dengan phone intelligance, API dan email intelligance maka bank atau institusi keuangan bisa memastikan orang benar-benar asli sesuai dengan data identitas atau jangan-jangan ini adalah fraud. sehingga kalau misalkan sudah terdeteksi atau mencurigakan bank bisa melakukan tindakan seperti mereject aplikasi tersebut,” tambahnya.

Sebagai informasi, GBG adalah perusahaan data intelijen dan teknologi provider, dimana kombinasi antara platform atau teknologi dan data menjadi solusi yang ditawarkan. Secara singkat, GBG membantu klien dari organisasi-organisasi dalam melakukan validasi dan verifikasi customer termasuk pengecekan lokasi secara cepat. Kemudian, GBG juga melakukan pendeteksian aplikasi atau transaksi yang mencurigakan melakukan manage compliance dan pada akhirnya solusi GBG bertujuan melindungi klien-klien kami dari bad actor atau aktivitas fraud.

GBG sendiri telah melakukan bisnis dari sejak 30 tahun yang lalu, bermula di United Kingdom (UK). Saat ini, GBG memiliki lebih dari 20.000 customer di seluruh dunia dari perusahaan kecil hingga perusahaan besar. Di Indonesia, GBG berdiri dari tahun 2006 dan telah bekerjasama dengan top bank dan juga multifinance untuk membantu mereka dalam melakukan manage fraud. (Ayu Utami)

Suheriadi

Recent Posts

PHE OSES Resmi Salurkan Gas Bumi Ke PLTGU Cilegon

Jakarta -  PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) resmi menyalurkan gas bumi ke… Read More

3 hours ago

Transformasi Aset, PLN Integrasikan Tata Kelola Arsip dan Dokumen Digital

Jakarta - PT PLN (Persero) meluncurkan program Gerakan Tertib Arsip (GEMAR) dan aplikasi New E-Arsip… Read More

4 hours ago

Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa Dukung Peningkatan Kinerja Keselamatan

Jakarta - Demi meningkatkan kinerja keselamatan dan integritas aset, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dan PT Badak… Read More

6 hours ago

Jumlah Peserta Regulatory Sandbox Menurun, OJK Beberkan Penyebabnya

Jakarta - Penyelenggara inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) harus melewati regulatory sandbox milik Otoritas Jasa… Read More

8 hours ago

OJK Siap Dukung Target Ekonomi 8 Persen, Begini Upayanya

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut bersedia mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen Presiden… Read More

12 hours ago

BPKH Ajak Pemuda Gunakan DP Haji sebagai Mahar Pernikahan

Jakarta - Saat ini, secara rata-rata masa tunggu untuk melaksanakan ibadah haji di Indonesia bisa… Read More

14 hours ago