Jakarta – Perusahaan teknologi perangkat lunak dalam bidang web3 terkemuka, Consensys bersama YouGov mengumumkan hasil survei pendapat global terkait dengan perkembangan industri web3 dan crypto. Termasuk di dalamnya adalah Indonesia.
Survei ini dilakukan dengan sampel survei sebanyak 15.158 orang yang berusia 18-65 tahun di 15 negara pada benua Afrika, Amerika, Asia (termasuk 1.015 responden dari Indonesia), dan Eropa.
Adapun individu yang menjadi survei berusia antara 18 – 65 tahun. Survei tersebut bertujuan mengumpulkan pendapat serta mengukur perilaku pengguna terkait web3, crypto, dan perkembangan internet saat ini.
Joe Lubin, Pendiri dan CEO Consensys mengatakan, survei ini memberikan wawasan yang menarik dan unik tentang pemahaman dan pandangan publik terhadap ekosistem web3 dan kripto secara keseluruhan. Bahkan, temuan terbaru melampaui survei-survei sebelumnya yang hanya mempertimbangkan persepsi orang-orang terhadap investasi dalam aset kripto.
“Berbeda dengan beberapa negara Asia lainnya, Indonesia memiliki persepsi yang paling positif dan progresif terhadap crypto, di mana crypto dianggap sebagai mata uang masa depan (17%) dan memiliki potensi untuk kepemilikan digital (15%), serta sebagai alternatif terhadap ekosistem keuangan tradisional (9%),” kata Joe dikutip 26 Juli 2023.
Baca juga: Ciptakan Ekosistem Perdagangan aset Kripto, Bappebti Resmikan Bursa Kripto Indonesia
Dia melanjutkan, temuan ini menunjukkan bahwa Indonesia, dengan populasi pemuda yang dimilikinya, sangat terbuka terhadap konsep-konsep Web3.0 dan berada pada posisi yang baik untuk menjadi salah satu yang terdepan dalam pergeseran paradigma menuju Internet yang didukung oleh pengguna, serta berpusat pada komunitas.
“Hasil-hasil tersebut juga menggambarkan pengguna Indonesia sebagai builder dan pencipta yang berorientasi ke masa depan, yang berkontribusi pada transformasi era baru internet,” tambahnya.
Menurutnya, Indonesia mungkin menjadi negara yang paling progresif dan menjanjikan dalam mengarah ke internet yang didukung oleh pengguna dan berpusat pada komunitas. Dalam survei tersebut, 77% responden menjawab bahwa mereka telah memberikan nilai tambah pada Internet, persentase yang jauh lebih tinggi dibandingkan sebagian besar negara lain dan semua negara Asia yang disurvei, misalnya Jepang dengan persentase 40%.
Survei juga mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia adalah orang-orang yang paling peduli terhadap privasi di Asia. Hanya kalah dari Nigeria secara global (dengan 92% responden menyatakan bahwa privasi data penting bagi mereka).
Selain itu, Indonesia juga menempati peringkat kedua dalam keinginan untuk membagi keuntungan yang diperoleh perusahaan dari data pengguna (81%), serta untuk memiliki lebih banyak kontrol atas data pengguna mereka (89%).
Kemudian di Asia, Indonesia menempati peringkat pertama di Asia dalam keyakinan terhadap kepemilikan digital, yang menunjukkan bahwa mereka seharusnya memiliki hal-hal yang mereka ciptakan di internet.
Baca juga: Sekuya Multiverse Bertekad Listing di Bursa Kripto Bitmart
Masyarakat Indonesia lebih sadar akan konsep Web3.0 dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di Asia. Di mana dengan 23% responden menyatakan bahwa mereka memiliki pengetahuan tentang Web3, dibandingkan hanya 9% di Jepang.
“Hasil-hasil tersebut juga menggambarkan pengguna Indonesia sebagai builder dan pencipta yang berorientasi ke masa depan, yang berkontribusi pada transformasi era baru Internet,” tutupnya. (*)
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang… Read More
Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More
Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More
Jakarta - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) terus berkomitmen mendukung pengembangan Energi Baru… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More