Jakarta – Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Maret 2023 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2023 sebesar 123,3, lebih tinggi dibandingkan dengan 122,4 pada Februari 2023.
Dalam laporan yang dirilis BI pada Selasa (11/4) menyebutkan, menguatnya keyakinan konsumen pada Maret 2023 didorong oleh kenaikan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).
“Peningkatan IKE terutama terjadi pada komponen Indeks Penghasilan Saat Ini. Sementara, peningkatan IEK terjadi pada Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono.
Adapun pada Maret 2023, keyakinan konsumen terpantau tetap optimis pada seluruh kategori pengeluaran. Peningkatan optimisme terutama tercatat pada responden dengan pengeluaran lebih dari Rp5 juta. Berdasarkan usia, IKK Maret 2023 keyakinan konsumen juga terpantau optimis pada seluruh kategori usia responden.
“Secara spasial, sebagian kota mencatat kenaikan IKK, tertinggi di Banten 14,3 poin, diikuti Mataram 9,1 poin dan Surabaya 7,3 poin,” tambahnya.
Kemudian, pada Maret 2023 persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Ini tecermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Maret 2023 sebesar 113,1 sedikit lebih tinggi dibandingkan 112,4 pada Februari 2023.
“Menguatnya IKE Maret 2023 didorong oleh meningkatnya seluruh komponen pembentuknya, tertinggi pada Indeks Penghasilan Saat Ini yang meningkat sebesar 1,9 poin menjadi 120,4 pada Maret 2023,” kata Erwin.
Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan ke depan terpantau meningkat. Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Maret 2023 sebesar 133,5, lebih tinggi dari 132,5 pada Februari 2023.
Lebih lanjut, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan yang menguat terutama ditopang oleh meningkatnya ekspektasi terhadap kegiatan usaha dan ketersediaan lapangan kerja masing-masing tercatat sebesar 133,6 dan 131,1, lebih tinggi dari 128,8 dan 130,7 pada bulan sebelumnya.
Selanjutnya, rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) Maret 2023 tercatat sebesar 75,7%, meningkat dari 75,0% pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, rata-rata proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) sebesar 8,7%, tercatat relatif stabil dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya. Adapun proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) tercatat menurun pada Maret 2023, yaitu menjadi sebesar 15,5%.
“Berdasarkan kelompok pengeluaran, rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan terpantau meningkat pada hampir seluruh kategori pengeluaran, tertinggi pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp4,1–5 juta. Sementara itu, porsi tabungan terhadap pendapatan terindikasi menurun, terdalam pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp2,1–Rp3 juta per bulan,” terang Erwin. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More