Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penyaluran kredit baru pada April 2023 terindikasi melambat dibanding Maret 2023. Hasil survei kepada perbankan menunjukkan bahwa SBT penyaluran kredit baru pada April 2023 tercatat sebesar 68,9%, lebih rendah dari SBT pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 94,6%.
“Berdasarkan kategori bank, perlambatan penyaluran kredit baru pada April 2023 diprakirakan terjadi pada seluruh kategori bank,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Senin, 22 Mei 2023.
Lebih lanjut, Erwin menjelaskan, berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit baru pada April 2023 terindikasi melambat pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali kredit konsumsi lainnya. Faktor utama yang memengaruhi prakiraan penyaluran kredit baru pada April 2023, yaitu permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain.
Kemudian, penyaluran kredit baru diprakirakan kembali meningkat pada Mei 2023, terindikasi dari nilai SBT perkiraan penyaluran kredit baru Mei 2023 sebesar 88,3%. Peningkatan penyaluran kredit baru pada Mei 2023 diprakirakan terjadi pada seluruh kategori bank dan hampir seluruh jenis penggunaan, kecuali kredit konsumsi lainnya yang terindikasi melambat.
“Meski demikian, kebijakan penyaluran kredit (lending standard) pada April 2023 sedikit lebih ketat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut terindikasi dari SBT perubahan lending standard April 2023 yang bernilai positif sebesar 0,5%,” ungkap Erwin.
Berdasarkan jenis penggunaan kredit, kebijakan penyaluran kredit yang ketat terindikasi pada Kredit Investasi (KI) dan Kredit Modal Kerja (KMK), sementara kredit konsumsi (KPR) dan kredit konsumsi lainnya terindikasi lebih longgar dengan SBT negatif (Grafik 20). Faktor yang memengaruhi perubahan standar pemberian kredit pada April 2023 antara lain proyeksi ekonomi ke depan dan potensi risiko kredit ke depan.
Sementara itu, untuk keseluruhan periode triwulan II-2023, pertumbuhan kredit baru diprakirakan meningkat dibandingkan triwulan I-2023. Hal tersebut terindikasi dari SBT perkiraan penyaluran kredit baru triwulan II-2023 hasil survei periode April 2023 yang bernilai positif sebesar 97,5%, meningkat dari 55,9% pada triwulan I-2023.
“Peningkatan penyaluran kredit baru terindikasi pada hampir seluruh kategori bank, kecuali Bank Umum Syariah yang melambat dibanding triwulan I-2023,” katanya.
Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit baru diprakirakan meningkat pada seluruh jenis kredit. Berdasarkan hasil survei April 2023, kebijakan penyaluran kredit baru untuk keseluruhan triwulan II-2023 secara umum diprakirakan lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Hal ini terindikasi dari SBT perubahan kebijakan penyaluran kredit triwulan II-2023 hasil survei periode April 2023 yang tercatat positif sebesar 0,5%. Berdasarkan jenis penggunaan, kebijakan penyaluran kredit diperkirakan lebih ketat pada triwulan II-2023 pada Kredit Investasi (KI), Kredit Modal Kerja (KMK) dan kredit konsumsi lainnya, sementara Kredit Konsumsi (KPR) diprakirakan tetap longgar. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Senin, 23 Desember… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) buka suara terkait dengan transaksi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS)… Read More