Ekonomi dan Bisnis

Survei BI: Penjualan Eceran Tumbuh Rendah

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengumumkan penjualan eceran pada November 2017 yang masih tumbuh rendah, namun cenderung membaik. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2017 yang sebesar 206,7 atau tumbuh 2,5 persen (yoy).

Seperti dikutip laman BI, di Jakarta, Kamis, 11 Januari 2011 mencatat, angka IPR di November 2017 lebih baik dibanding dengan pertumbuhan penjualan pada Oktober 2017 yang sebesar 2,2 persen (yoy), bahkan penjualan eceran sempat tumbuh negatif di bulan Juli 2017 sebesar -3,3 persen (yoy).

Sumber utama pertumbuhan berasal dari penjualan kelompok makanan minuman yang tumbuh 7,8 persen (yoy) dan bahan bakar kendaraan yang tumbuh 5,8 persen. Penjualan eceran kelompok lainnya masih tumbuh negatif, dengan tingkat penurunan yang melambat.

Peningkatan pertumbuhan penjualan eceran diperkirakan akan berlanjut pada Desember 2017 dengan IPR yang lebih tinggi yakni sebesar 2,6 persen (yoy). Sementara sepanjang periode triwulan IV 2017, penjualan eceran diperkirakan meningkat secara tahunan (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya.

Rata-rata pertumbuhan tahunan penjualan eceran selama triwulan IV-2017 sebesar 2,4 persen (yoy), membaik bila dibandingkan dengan triwulan III-2017 yang hanya tumbuh sebesar 0,2 persen (yoy). Perbaikan pertumbuhan ini berasal dari peningkatan pertumbuhan penjualan kelompok makanan, minuman & tembakau; bahan bakar kendaraan serta penjualan sub kelompok sandang.

Meski demikian, penjualan eceran pada triwulan IV -2017 tersebut tumbuh jauh lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 yang mencapai 9,5 persen (yoy). Hasil Survei juga mengindikasikan penurunan tekanan kenaikan harga di tingkat pedagang eceran dalam tiga bulan mendatang (Februari 2018).

Indikasi tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan yang akan datang sebesar 152,8 lebih rendah dari 154,9 pada bulan sebelumnya. Ekspektasi penurunan tekanan kenaikan harga tersebut terjadi akibat pedagang eceran menduga akan terjadi kenaikan harga BBM, LPG dan tarif listrik di Januari 2018. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Kemenperin Dorong Kolaborasi Startup dan IKM untuk Transformasi Digital

Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA)… Read More

2 hours ago

OJK Terbitkan Aturan Terkait Perdagangan Kripto, Ini Isinya

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 27 Tahun 2024 tentang… Read More

7 hours ago

OJK: BSI Tengah Siapkan Infrastruktur untuk Ajukan Izin Usaha Bullion Bank

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan proses pengembangan kegiatan usaha bullion atau usaha yang berkaitan dengan… Read More

8 hours ago

Libur Natal dan Tahun Baru, CIMB Niaga Optimalkan Layanan Digital

Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mengoptimalkan fasilitas digital banking yang dimiliki sebagai alternatif… Read More

8 hours ago

Jelang Libur Natal, IHSG Ditutup Merah ke Level 7.065

Jakarta - Menjelang libur dan cuti bersama perayaan Natal 2024, indeks harga saham gabungan (IHSG)… Read More

9 hours ago

Komisi VII DPR Dukung PPN 12 Persen, Asalkan…

Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Dina Lorenza menyatakan dukungannya terhadap kenaikan Pajak Pertambahan… Read More

9 hours ago