Moneter dan Fiskal

Survei BI: Keyakinan Konsumen Mulai Melemah

Jakarta – Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) mengindikasikan, keyakinan konsumen pada Agustus 2017 melemah dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini tercermin pada Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2017 yang mengalami penurunan dibanding Juli 2017.

Seperti dikutip dari laman BI, di Jakarta, Kamis, 7 September 2017 menyebutkan, bahwa Indeks Keyakinan Konsumen di bulan Agustus tercatat sebesar 121,9 atau lebih rendah 1,5 poin dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 123,4.

Adapun penurunan Indeks Keyakinan Konsumen Agustus 2017 terjadi pada hampir semua kelompok responden, terutama pada responden dengan pengeluaran Rp4,1 juta sampai dengan Rp5 juta dan Rp1 juta sampai dengan Rp2 juta per bulan dan kelompok umur 51-60 tahun.

Secara regional, penurunan Indeks Keyakinan Konsumen di Agustus 2017 terjadi di kota Bajarmasin (-8,5 poin), Mataram (-7,2 poin), dan Jakarta (-6,7 poin). Namun Indeks Keyakinan Konsumen Agustus 2017 yang tercatat 121,9 itu masih tetap berada pada level yang optimis.

Selain itu, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini melemah dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini terindikasi dari Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) di Agustus 2017 sebesar 110,6 atau turun 2,6 poin dibandingkan dengan bulan sebelumnya yakni 108.

Kemudian, pada Agustus 2017, indeks penghasilan saat ini menurun sebesar 5,6 poin menjadi 121,3. Akan tetapi angka tersebut masih berada pada level optimis atau masih diatas 100. Penurunan ini terjadi pada semua kelompok tingkat pengeluaran terutama pada kelompok responden dengan pengeluaran Rp4,1 – Rp5 juta per bulan dan kelompok umur 31-40 tahun dan 51-60 tahun.

Menurunnya persepsi konsumen terhadap penghasilan saat ini dan ketepatan waktu pembelian barang tahan lama (durable goods) telah menyebabkan lebih rendahnya Indeks Keyakinan Konsumen di Agustus 2017.

Sejalan dengan penurunan indeks penghasilan saat ini, rata-rata rasio pengeluaran untuk konsumsi juga menurun 0,2 persen menjadi 63,8 persen dan rasio pembayaran cicilan menurun 0,3 persen menjadi 15,1 persen. Sebaliknya, porsi tabungan meningkat sebesar 0,5 persen menjadi 21,1 persen.

Penurunan konsumsi yang diikuti dengan peningkatan porsi tabungan merupakan indikasi adanya penyesuaian perilaku pola konsumsi masyarakat. Konsumen memperkirakan tekanan harga meningkat pada 3 dan 6 bulan mendatang. Namun, tekanan harga dalam 12 bulan mendatang diperkirakan menurun. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

ICC Resmi Keluarkan Surat Penangkapan Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant

Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More

4 hours ago

Mandiri Sekuritas Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,1 Persen di 2025

Jakarta - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil pada kisaran… Read More

13 hours ago

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

13 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

14 hours ago

Insiden Polisi Tembak Polisi, Ini Penjelasan Kapolda Sumbar

Jakarta - Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Suharyono menjelaskan kronologis polisi tembak polisi yang melibatkan bawahannya,… Read More

14 hours ago

Wamen ESDM Dukung Adopsi Electrifying Lifestyle di Masyarakat

Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mendukung langkah PLN… Read More

15 hours ago