Moneter dan Fiskal

Survei BI: Indeks Keyakinan Konsumen Menurun di Mei 2024

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi menurun, meski masih berada di zona optimis. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2024 sebesar 125,2, dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 127,7.

Berdasarkan laporan survei konsumen yang diterbitkan oleh BI pada Senin (10/6/2024), kuatnya keyakinan konsumen pada Mei 2024 didorong oleh keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan yang tetap optimis.

Adapun, pada Mei 2024 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) sebesar 115,4. Tetap terjaganya IKE Mei 2024 terutama didorong optimisme pada semua komponen pembentuknya, tertinggi pada Indeks Penghasilan Saat Ini yang tercatat sebesar 119,9. Sementara itu, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (Durable Goods) juga tetap terjaga pada area optimis, masing-masing sebesar 113,6 dan 112,7.

Baca juga: BI Pelototi Merchant Nakal yang Bebankan Biaya QRIS 0,3 Persen ke Konsumen

Kemudian, untuk Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Mei 2024 tercatat sebesar 135,0. Tetap kuatnya lEK ditopang oleh ekspektasi penghasilan sebesar 139,0. Sedangkan, ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha juga tercatat berada dalam zona optimis masing-masing sebesar 134,5 dan 131,6.

Di samping itu, pada Mei 2024 rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) mengalami sedikit penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 73,6 persen menjadi sebesar 73,0 persen.

Baca juga: BPS Sebut Indonesia Masih Alami Inflasi di Beberapa Barang Ini, Apa Saja?

Sementara itu, proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) mengalami sedikit peningkatan dari 9,7 persen menjadi sebesar 10,3 persen. Proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) tercatat relatif stabil dibandingkan proporsi pada bulan sebelumnya, yaitu sebesar 16,6 persen. 

Meski demikian, rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan terpantau menurun pada responden dengan pengeluaran Rp2,1-4 juta per bulan. Sementara itu, porsi cicilan pinjaman terhadap pendapatan terindikasi meningkat pada hampir semua tingkat pengeluaran responden. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

2 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

2 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

4 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

4 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

6 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

6 hours ago