Jakarta – Analis obligasi MNC Securities, I Made Adi Saputra memperkirakan penerbitan surat utang atau obligasi korporasi bakal marak di tahun ini.
Hal ini mengingat banyaknya obligasi korporasi yang sudah mulai jatuh tempo di 2016 dan ditaksir mencapai Rp48,78 trilun. Terlebih, secara itung-itungan cost atau biaya yang dikeluarkan penerbit bisa jauh lebih murah dibanding dengan pinjaman dari perbankan.
“Jadi kemungkinan besar, perusahaan-perusahaan itu akan kembali menerbitkan kembali obligasi. Dan diperkirakan tahun ini penerbitan bisa mencapai Rp60-Rp70 triliun,” kata Adi di Jakarta, Rabu, 10 Febuari 2016.
Adi menjelaskan obligasi korporasi yang sudah mulai jatuh tempo sendiri paling besar terjadi pada bulan Desember. Nilainya kemungkinan besar mencapai Rp9,9 triliun. Sebagian besar obligasi jatuh tempo tersebut milik perbankan dan multifinance.
Sementara terkait imbal hasil, untuk obligasi korporasi berdurasi 5 tahun dengan rating minimal double A (AA), dianggapnya masih sangat menarik untuk dijadikan salah satu portofolio investasi.
Obligasi tersebut rata-rata memberikan kupon sebanyak 50-150 bps lebih tinggi dari Surat Utang Negara (SUN). Artinya, jika kupon SUN mencapai 8%, obligasi korporasi minimal bisa memberikan kupon 8,5% hingga 9,5%. (*) Dwitya Putra
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More