Jakarta – PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mengungkapkan bahwa tahun ini pihaknya menghadapi tantangan yang cukup berat. Mulai dari pandemi Covid-19 yang melanda dunia, melemahnya harga minyak mentah dengan kelebihan pasokan serta perang dagang antara Amerika Serikat dengan China yang masih terus berlanjut juga menyebabkan iklim ketidakpastian pada dunia usaha dan tekanan ekonomi yang berat.
“Kami memperkirakan perlambatan ekonomi juga akan berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan properti di tahun ini. Namun kami percaya segala peluang selalu dapat diraih, selain itu Pemerintah juga menyediakan berbagai insentif dan kebijakan untuk meningkatkan perekonomian diantaranya penurunan tingkat suku bunga dan keringanan pajak,”kata Adrianto P. Adhi, Direktur Utama Summarecon, dalam Public Expose yang berlangsung secara virtual di Plaza Summarecon, Jakarta, Rabu (12/8/2020).
Dalam kesempatan yang sama Direktur Keuangan SMRA Lydia Tjio, menuturkan bahwa, melihat beberapa faktor yang ada, Perseroan akan lebih realistis dalam menargetkan kinerja pada tahun 2020. Adapun pra penjualan (marketing sales) Summarecon tahun ini yang sebelumnya ditargetkan akan mencapai sebesar Rp4,5 triliun, direvisi kebawah menjadi Rp2,5 triliun.
“Kami mempertimbangkan kondisi ekonomi yang saat ini dan masih di bayang – bayangi oleh ketidakpastian. Kami lebih realistis saja dalam mematok target kinerja tahun ini. Akan tetapi, kami terus berupaya mendapatakan hasil penjualan yang lebih baik lagi. Dengan efisiensi biaya, kami juga berharap bisa membuat laba perusahaan jadi lebih baik,”tegasnya.
Selain itu, Sekretaris Perusahaan Summarecon Agung Jemmy Kusnadi ikut menjelaskan capaian marketing sales SMRA. Hingga Juli 2020, Summarecon berhasil mencatat marketing sales sebesar Rp1,3 triliun dari yang ditargetkan hingga akhir tahun ini sebesar Rp2,5 triliun. “Kalau semester I ini marketing sales kita itu sebesar Rp1,1 triliun, kemudian kami mencatat ada tambahan di Juli ini menjadi Rp1,3 triliun. Paling besar kontribusinya masih dari sektor perumahan mencapai 60%,”ungkapnya.
Sebagai penutup, Adrianto membeberkan beberapa strategi yang telah dan akan dilakukan oleh Summarecon untuk bisa mencapai target kinerja tahun ini ditengah berbagai macam tantangan yang dihadapi. Langkah yang akan dilakukan diantaranya mengevaluasi biaya, melakukan efisiensi di segala bidang, kemudian mengatur cash flow dnegan baik.
“Pandemi ini kita akui sangat berat dan bisa mengakibatkan terkoreksi penjualan kami secara signifikan, makannya mitigasi terhadap situasi ini sudah kami siapkan. Strategi yang kami akan lakukan yah evaluasi biaya, efisien, atur cash flow,”tukasnya.
Selain itu, strategi penjualan produk – produk sudah pasti akan terus perusahaan lanjutkan. Perusahaan juga senantiasa beradaptasi dan berinovasi untuk menghadirkan produk-produk yang menarik. “Kami melakukan perubahan kegiatan promosi dan marketing seperti beri keringanan angsuran dan memaksimalkan penggunaan teknologi digital dan media sosial untuk mengenalkan produk-produk kami kepada masyarakat,” pungkasnya. (*)
Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More
Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More
Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More
Makassar – PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (Maximus Insurance) menyerahkan polis asuransi jaminan diri… Read More