Moneter dan Fiskal

Suku Bunga Tinggi, Tingkat Belanja Konsumen di AS di Bawah Ekspektasi

Jakarta – Pemerintah Amerika Serikat (AS) merilis data terbaru bahwa tingkat belanja konsumen tercatat mendatar di AS pada bulan September lalu, ketika harga-harga barang naik dengan tajam dan The Federal Reserve (The Fed) meningkatkan suku bunga acuan untuk meredam inflasi.

Berdasarkan data dari Departemen Komersial AS seperti dikutip dari CNBC, Senin, 17 Oktober 2022, tingkat penjualan layanan ritel dan makanan sedikit mengalami perubahan di September 2022 setelah mengalami peningkatan 0,4% di Agustus 2022. Itu berada di bawah perkiraan Dow Jones yang meningkat sebesar 0,3%. Bila tak memasukkan sektor penjualan kendaraan, maka level penjualan barang diperkirakan naik 0,1%.

Mempertimbangkan tingkat penjualan ritel tidak terpengaruh oleh inflasi, laporan itu malah menunjukkan bahwa tingkat pengeluaran di lapangan dari berbagai sektor mengalami kemunduran pada bulan September.

Badan Statistik Pekerja AS melaporkan, harga-harga barang konsumsi yang mencakup semua barang dan jasa meningkat 0,4%, dan 0,6% bila mengeluarkan sektor makanan dan energi. Toko-toko ritel dari berbagai macam sektor melihat penurunan 2,5% pada bulan Agustus, sementara stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) mengalami penurunan 1,4% ketika harga minyak turun.

Di samping itu, banyak pula sektor-sektor lainnya yang mengalami penurunan, seperti barang-barang olahraga, hobi, buku-buku, toko musik, serta furnitur dan perabotan rumah, yang mana keduanya turun hingga 0,7%. Sedangkan elektronik dan peralatan perkakas turun 0,8%, lalu kendaraan motor dan suku cadang turun 0,4%.

Lalu, barang-barang dagangan secara umum meningkat 0,7%. Yang dimaksud barang-barang dagangan di sini mencakup penjualan di toko online, restoran dan bar, penjual pakaian retail, peralatan kesehatan dan perawatan diri, semua melihat pertumbuhan 0,5%.

Ketika level penjualan lainnya di bulan Agustus menurun, penjualan retail meningkat 8,2% sejak setahun lalu, sama dengan pertumbuhan yang ditunjukkan dalam indeks harga konsumen. Para shopper secara umum tetap dibanjiri dengan uang cash, walaupun ada indikasi para konsumen tersebut menggelontorkan dana tabungan mereka agar dapat memenuhi kebutuhan belanjanya.

Sebagai informasi, The Fed telah meningkatkan suku bunga acuan mereka beberapa kali dalam upayanya untuk menekan inflasi dan membawa perekonomian kembali pada keseimbangan. Bahkan, pasar sudah memprediksi bahwa bank sentral AS akan meningkatkan suku bunga acuan sebesar 1,5 basis poin lagi di akhir tahun ini.

Sementara laporan terpisah lainnya mengungkapkan, harga-harga impor sudah jatuh 1,2% di September, sedikit lebih besar dari perkiraan 1,1%. Sedangkan sektor ekspor turun 0,8%. (*) Steven Widjaja

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Evelyn Halim, Dirut SG Finance, Raih Penghargaan Top CEO 2024

Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More

32 mins ago

Bos Sompo Insurance Ungkap Tantangan Industri Asuransi Sepanjang 2024

Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More

1 hour ago

BSI: Keuangan Syariah Nasional Berpotensi Tembus Rp3.430 Triliun di 2025

Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More

2 hours ago

Begini Respons Sompo Insurance soal Program Asuransi Wajib TPL

Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More

3 hours ago

BCA Salurkan Kredit Sindikasi ke Jasa Marga, Dukung Pembangunan Jalan Tol Akses Patimban

Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More

3 hours ago

Genap Berusia 27 Tahun, Ini Sederet Pencapaian KSEI di Pasar Modal 2024

Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More

4 hours ago