Moneter dan Fiskal

Suku Bunga Properti AS Konsisten Naik Dalam 4 Minggu Terakhir

Jakarta – Suku bunga properti di Amerika Serikat (AS) konsisten mengalami kenaikan dalam 4 minggu terakhir. Kenaikan suku bunga properti secara beruntun ini terjadi di kala kekhawatiran akan inflasi masih menyelimuti market di AS.

Berdasarkan data Freddie Mac yang dirilis Kamis, hipotek suku bunga tetap properti 30 tahun di AS tercatat berada di level 6,65% pada penutupan minggu keempat per 2 Maret 2023. Angka itu naik dari 6,5% pada minggu sebelumnya. Padahal, setahun sebelumnya, hipotek suku bunga tetap properti 30 tahun di AS hanya sebesar 3,76%.

Suku bunga properti di AS tercatat sempat mengalami penurunan setelah menyentuh level 7,08% di November, sebelum akhirnya kembali naik setengah poin dalam satu bulan ini. Data ekonomi masih menunjukkan perjuangan the Federal Reserve (The Fed) dalam menjinakkan inflasi, dimana The Fed kemungkinan besar akan terus menaikkan acuan suku bunga pinjaman.

“Di awal tahun ini kita lihat hipotek suku bunga tetap properti 30 tahun AS mengalami penurunan, yang diikuti dengan ekspektasi adanya pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang lebih rendah, serta pelonggaran pengetatan kebijakan moneter,” ujar Sam Khater selaku Kepala Ekonom di Freddie Mac, seperti dikutip dari CNN, Jumat, 3 Maret 2023.

“Namun, dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang berkesinambungan, suku bunga mortgage berangsur naik ke level 7%,” tambah Sam sembari mengatakan, bahwa level suku bunga cicilan properti yang sempat turun di Januari telah membuat banyak orang melakukan pembelian.

“Sekarang suku bunga tersebut kembali merangkak naik. Afordabilitas pembeli otomatis jadi terhambat. Terutama bagi mereka yang telah melakukan pembelian dengan suku bunga hipotek yang ada kurang dari setengah dari saat ini,” jelasnya.

Rerata suku bunga mortgage yang ada didasarkan pada aplikasi-aplikasi mortgage yang lembaga Freddie Mac terima dari ribuan pemberi pinjaman di seantero negeri. Survei itu hanya mencakup peminjam yang membayar down payment 20% dengan histori kredit yang baik. Banyak pembeli yang membayar uang muka lebih sedikit atau di bawah standar ideal, akan membayar lebih banyak melebihi rata-rata suku bunga.

“Suku bunga tabungan di AS telah turun secara signifikan sejak kenaikan tertinggi pada masa pandemi kemarin, sementara kenaikan harga-harga telah menekan anggaran rumah tangga. Dengan kenaikan suku bunga acuan, beban finansial diperkirakan akan meningkat, membuat konsumen semakin sulit dalam beberapa bulan ke depan,” tambah ekonom senior Realtor, George Ratiu. (*) Steven Widjaja

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

PermataBank Bidik Bisnis Wealth Management Tumbuh Double Digit di 2025

Jakarta – Di tengah fenomena makan tabungan alias mantab akhir-akhir ini, pertumbuhan antara ‘orang-orang tajir’… Read More

3 mins ago

Kredit UMKM Kian Melambat, OJK Beberkan Penyebabnya

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut tren pertumbuhan UMKM cenderung melambat, sejalan dengan risiko kredit UMKM… Read More

53 mins ago

OJK Ungkap Dampak Negatif Perbedaan Inklusi dan Literasi Keuangan Indonesia

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti pentingnya peningkatan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia… Read More

1 hour ago

Sektor Otomotif Lesu, Adira Finance Banting Setir

Bandung - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mengambil langkah agresif untuk mengatasi… Read More

1 hour ago

IHSG Turun 1,73 Persen Pekan Lalu, 5 Saham Ini jadi Pemberatnya

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami penurunan sebesar 1,73 persen di… Read More

2 hours ago

Investor Simak! 3 Sentimen Berikut Bakal Pengaruhi Gerak IHSG Pekan Ini

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan yang signifikan pada periode pekan lalu… Read More

2 hours ago