Moneter dan Fiskal

Suku Bunga Global Tinggi, BI Terapkan Kebijakan Lain di Luar Suku Bunga

Jakarta – Bank Indonesia (BI) memprediksi tingkat suku bunga di sejumlah kawasan masih akan tetap tinggi di tahun ini. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, tingkat suku bunga Federal Reserve (The Fed) akan naik ke 5% di tahun ini dari 4,50% pada tahun lalu. Lalu, Eropean Central Bank (ECB) juga diprediksi akan menaikkan tingkat bunganya ke level 3% di tahun ini dari 2,50% di tahun lalu.

Begitu pula dengan Bank of England (BOE) yang akan menaikkan tingkat suku bunganya dari 3,75% di 2022 ke 4,25% di tahun ini, sebelum kembali turun ke level 3,50% di 2024. “Tahun lalu kita punya banyak valuasi negatif di aset kita karena masih tingginya tingkat suku bunga global,” ujar Perry pada acara Bank Indonesia Annual Investment Forum 2023 di Bali, Kamis, 26 Januari 2023.

Perry menjelaskan bahwa perekonomian makro domestik Indonesia memang terkelola secara baik, namun ketika berhadapan dengan kenaikan tingkat suku bunga dan modal asing yang mengalir keluar, Bank Indonesia perlu menerapkan kebijakan lainnya di luar kebijakan suku bunga.

“Apakah kebijakan suku bunga saja cukup. Barangkali tidak. Kita juga harus melakukan intervensi. Kita harus menerima mata uang asing dalam jumlah yang cukup. Serta sejumlah inovasi untuk mempertahankan stabilitas ekonomi domestik kita dalam menghadapi volatilitas dan ketidakpastian perekonomian global,” papar Perry.

Ia juga memperingatkan bahwa dolar akan tetap menguat walaupun tidak sekuat seperti pada periode sebelumnya, mengingat harga dolar yang terus menguat akan memberikan dampak pada tingkat inflasi di dalam negeri. “Ini lah masalahnya,” tambah Perry.

“Dolar masih menguat, walaupun tidak sekuat seperti yang kita alami sebelumnya. Sebelumnya, 115, sekarang bisa sekitar 105 atau 106. Saya tidak tahu, anda akan memberi tahu kita, apakah akan naik ke 110 atau akan turun ke 100 atau di bawah 100. Terima kasih bila penurunan itu menjadi kenyataan, karena penguatan dolar yang terus menerus akan memberikan implikasi bagi emerging market dalam menstabilisasi nilai tukar mata uangnya,” tuturnya. (*) Steven Widjaja

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Obligasi Hijau, Langkah Pollux Hotels Menembus Pembiayaan Berkelanjutan

Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More

13 hours ago

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

19 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

20 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

20 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

21 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

1 day ago