Moneter dan Fiskal

Suku Bunga BI Diprediksi Tetap 4,25%

Jakarta – Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira memprediksikan Bank Indonesia (BI) akan tetap menahan suku bunga BI 7days repo rate di 4,25 persen.

Dirinya menilai, faktor yang menjadi pertimbangan BI untuk menahan suku bunganya ialah masih stabilnya kondisi keuangan nasional dan juga masih terjaganya laju inflasi.

“Inflasi bulan Januari diperkirakan relatif tinggi dikisaran 0,6 persen secara bulanan. Kenaikan harga pangan khususnya beras membuat proyeksi inflasi tahun 2018 bisa diatas target pemerintah 3,5 persen,” jelas Bhima kepada Infobank di Jakarta Kamis 18 Januari 2018.

Tak hanya itu, faktor penurunan suku bunga kredit perbankan yang cenderung lambat meskipun dalam 1 tahun terakhir BI memangkas bunga acuan sebesar 200 basis poin (bps) juga menjadi alasan BI menahan suku bunga 7 days reponya

“Melihat perkembangan tersebut nampaknya BI akan menggunakan instrumen selain turunkan bunga acuan,” tambah Bhima.

Dan faktor ketiga, Bhima menambahkan, tekanan eksternal yang masih cukup besar khususnya penyesuaian Fed rate dan juga instabilitas geopolitik di timur tengah dan tren harga minyak yang bisa menembus 80 dolar per barel juga berpengaruh pada keputusan BI.

Disisi lain, masalah lambatnya penurunan bunga kredit disebabkan oleh faktor yang sifatnya struktural. Dirinya menilai, akar permasalahan tersebut akibat persaingan bank di Indonesia tidak sehat.

“Ada 117 bank yang saling berebut dana, ketika bunga deposito turun tapi bank lainnya bertahan dikhawatirkan akan ada perpindahan simpanan ke bank yang menawarkan bunga lebih tinggi. Kemudian beban operasional bank cukup tinggi dengan rasio BOPO dikisaran 80 persen. Untuk tekan bunga kredit otomatis bank harus lebih efisien,” jelas Bhima.

Sehingga dari beberapa faktor tersebut diprediksi sepanjang 2018 outlook kebijakan moneter BI akan lebih pro stabilitas dibandingkan dorong pertumbuhan kredit bank. (*)

Suheriadi

Recent Posts

Kredit Tumbuh Kuat-DPK Meningkat, Fungsi Intermediasi Bank Mandiri Solid di Akhir Tahun

Poin Penting Kredit Bank Mandiri naik 13,1% menjadi Rp1.452 triliun. DPK tumbuh 15,9% dengan aset… Read More

3 hours ago

Pasar Domestik Lesu, Emiten STRK Agresif Ekspansi ke Pasar Ekspor

Poin Penting STRK agresif ekspansi ke pasar ekspor di tengah lesunya pasar domestik. Capex Rp10… Read More

5 hours ago

Pelemahan IHSG Pekan Ini, Didorong 5 Saham Berikut

Poin Penting IHSG melemah 0,83% pada pekan 22–24 Desember 2025 ke level 8.537,91, seiring turunnya… Read More

6 hours ago

IHSG Pekan Ini Melemah 0,83 Persen, Kapitalisasi Pasar Jadi Rp15.603 Triliun

Poin Penting IHSG melemah 0,83% pada pekan 22–24 Desember 2025 dan ditutup di level 8.537,91.… Read More

7 hours ago

Lovina Beach Brewery (SRTK) dan Coco Bali Bawa Minuman Lokal Bali Ekspansi ke Pasar Global

Poin Penting STRK menggandeng Coco Bali Pte Ltd untuk memperkuat ekspansi global melalui peluncuran tiga… Read More

13 hours ago

Bandingkan UMP 2026: Jakarta vs Jawa, Selisihnya Mencolok

Poin Penting UMP 2026 telah ditetapkan di 38 provinsi berdasarkan PP Nomor 49 Tahun 2025,… Read More

13 hours ago