Jakarta – Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) menilai bahwa Bank Indonesia (BI) masih perlu mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6 persen pada awal tahun 2025 ini.
“Kami berpendapat bahwa Bank Indonesia perlu mempertahankan BI rate di level 6,00 persen pada Rapat Dewan Gubernur pertama di tahun 2025,” kata Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky dalam keterangannya, dikutip, Rabu, 15 Januari 2025.
Riefky mengungkapkan sejumlah faktor yang mendasari rekomendasi tersebut. Meskipun angka inflasi Indonesia berada di kisaran target bawah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah menghadapi tekanan signifikan dalam beberapa minggu terakhir akibat faktor eksternal.
Baca juga: Rupiah Diproyeksi Menguat ke Rp16.200 per Dolar AS, Ini Pendorongnya
Rupiah terus menunjukkan tren depresiasi hingga pertengahan Januari 2025. Pada 9 Januari 2025, rupiah tercatat berada di level Rp16.195 per USD, menandai pelemahan sebesar 2,11 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu Rp15.860 per USD. Secara year-to-date, rupiah telah terdepresiasi sebesar 0,67 persen.
Menurut Riefky, salah satu penyebab pelemahan Rupiah adalah ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed), yang dipengaruhi oleh tekanan inflasi berkelanjutan di Amerika Serikat serta kebijakan pemerintahan Donald Trump yang akan datang.
Akibatnya, saat ini terdapat probabilitas 93,1 persen bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tidak berubah dalam waktu dekat.
“Dinamika eksternal ini membuat Bank Indonesia tidak memiliki banyak fleksibilitas untuk memangkas suku bunga acuan dalam jangka pendek karena hal ini dapat memperburuk arus modal keluar dan semakin melemahkan rupiah,” pungkasnya.
Baca juga: Rupiah Diperkirakan Menguat Terbatas usai Dolar AS Terkoreksi
Lebih lanjut, meskipun kinerja rupiah mungkin tidak ideal, cadangan devisa menunjukkan prospek yang lebih positif, mencapai level tertinggi sepanjang masa sebesar USD155,7 miliar pada Desember 2024.
“Ini merupakan kenaikan bulanan terbesar tahun ini, dengan kenaikan sebesar USD5,5 miliar dari USD150,2 miliar pada November 2024,” ujarnya. (*)
Editor: Yulian Saputra
Jakarta - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar… Read More
Jakarta – Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol resmi ditangkap oleh Badan Investigasi Kriminal Nasional Korea… Read More
Jakarta - PT Mandala Multifinance (MFIN) atau Mandala Finance mengumumkan pengunduran diri salah satu direkturnya,… Read More
Jakarta – Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono mengungkapkan Badan Pengelolaan Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) belum akan… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Rabu, 15… Read More
Jakarta - PT BPR Intidana Sukses Makmur (BPR Intidana) meresmikan kantor cabang baru yang berlokasikan… Read More