Perbankan

Suku Bunga Acuan BI Naik jadi 6 Persen, Begini Respon Bos Mandiri

Jakarta – Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengatakan kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps atau menjadi 6 persen merupakan langkah pre emptive dari otoritas moneter.

Menurutnya, hal tersebut guna mengantisipasi fluktuasi kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

“Karena kita pahami bahwa sebelumnya 5,75 persen ditingkatkan 25 basis menjadi 6 persen tentunya ini memperlebar interest rate differential antara FFR dengan BI7DRR,” kata Darmawan dalam konferensi pers, dikutip, Selasa 31 Oktober 2023.

Baca juga: Suku Bunga Acuan Tinggi, Bagaimana Dampaknya ke Permintaan KPR?

Meski demikian, Bank Mandiri memproyeksi perekonomian Indonesia masih memiliki ruang pertumbuhan yang terbuka. Hal itu juga akan mendorong pertumbuhan bisnis.

“Mengingat secara umum perbankan masih memiliki likuiditas yang cukup untuk mendukung rencana ekspansi bisnis dalam bentuk kredit,” katanya.

Dia melanjutkan, ditambah dengan kebijakan insentif likuiditas BI berupa pengurangan giro wajib minimum (GWM) dalam menyalurkan kredit ke sektor prioritas, akan menambah likuiditas bagi perbankan.

“Untuk itu kami juga memproyeksikan pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara konsolidasi di akhir tahun masih tetap sesuai dengan guidance yang pernah kami berikan di Kisaran 10 sampai dengan 12 persen year-on-year dengan tetap memperhatikan prinsip manajemen risiko yang prudent,” ungkapnya.

Di sisi lain, Darmawan mengatakan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berdampak sangat terbatas terhadap ekonomi Indonesia. Pasalnya, fundamental ekonomi Indonesia masih sangat baik.

Baca juga: Sudah Tepat, BI Naikan Suku Bunga Acuan jadi 6 Persen

Sementara dari sisi perbakan, pelemahan rupiah berpotensi meningkatkan risiko kredit pada debitur dengan pinjaman dalam valuta asing. Sebab, secara ekuivalen rupiah net kewajiban debitur menjadi semakin besar.

“Sebagai langkah antisipatif Bank Mandiri memiliki early warning sistem untuk mendektsi penurnan kinerja debitur. Selain itu kami memang mendorong pertumbuhan kredit di rupiah,” jelasnya. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

42 mins ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

1 hour ago

BTN Raih Sertifikat Predikat Platinum Green Building

Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More

1 hour ago

BI Catat DPK Tumbuh 6 Persen per Oktober 2024, Ditopang Korporasi

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More

2 hours ago

Apindo Tolak Kenaikan PPN 12 Persen: Ancam Daya Beli dan Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More

2 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Ditutup Menghijau ke Level 7.195

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More

2 hours ago