Iowa – Simon Groot, pendiri East-West Seed, menerima World Food Prize 2019 di sebuah upacara prestisius, dengan para delegasi internasional dan tokoh-tokoh penting di Iowa State Capitol (17/10) di Des Moines, Iowa. Acara tersebut adalah bagian dari Simposium Internasional Borlaug Dialogue World Food Prize ke-33 dengan tema “Pax Agricultura.”
Dirinya merasa terhormat dengan World Food Prize yang memberikan pengakuan atas kepemimpinannya membawa sayuran ke garis depan untuk meningkatkan nutrisi dan kesehatan dunia. Untuk mencapai hal tersebut, ia fokus dalam mendukung petani kecil dan membantu meningkatkan prospek ekonomi mereka.
”Saya sangat berterima kasih untuk penghargaan ini. Filosofi saya sejak 40 tahun yang lalu adalah memberikan benih berkualitas kepada petani dan menjadi sahabat mereka,” ujarnya seperti dikutip di Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2019.
Selama kurun waktu tersebut, Groot dan East-West Seed telah memberdayakan 20 juta petani kecil di 60 negara dengan menyediakan benih berkualitas serta mampu beradaptasi di area lokal untuk menghasilkan sayuran yang bergizi dan terjangkau bagi keluarga dan masyarakat.
World Food Prize memberikan penghargaan bagi prestasi para individu yang telah berperan dalam memajukan pembangunan manusia dengan meningkatkan kualitas, kuantitas, atau ketersediaan pangan di dunia. Acara penghargaan tahun ini diadakan di Gedung Iowa State Capitol yang megah di Des Moines, menarik lebih dari 800 orang dari lebih dari 75 negara, menyaingi jumlah yang hadir di Hadiah Nobel.
Adapun upacara tersebut dipimpin oleh Duta Besar Kenneth Quinn, yang juga merayakan tahun terakhirnya sebagai Presiden The World Food Prize Foundation, termasuk pesan personal dari Pangeran Constantijn van Oranje dari Belanda dan Bill Gates yang mengucapkan selamat kepada Groot atas pencapaian ini.
Tema yang muncul selama acara adalah kurangnya konsumsi sayuran dan dampaknya yang merugikan pada kesehatan masyarakat, kemajuan pendidikan, dan banyak lagi. East-West Seed menyadari sejak awal bahwa nutrisi adalah landasan bagi kesehatan individu dan juga kesehatan masyarakat. Dan semuanya diawali dengan benih yang bagus.
“Kami tidak makan sayuran dengan optimal untuk kesehatan yang optimal, kami hanya mendapatkan 50% dari yang kami butuhkan,” tambah Roy Steiner, Wakil Presiden Senior the Food Initiative The Rockefeller Foundation.
East-West Seed memelopori program transfer pengetahuan yang membangun kepercayaan dengan petani hingga dapat memahami kebutuhan lokalnya serta memperkuat praktik pertanian. Hal ini membantu petani meningkatkan hasil panen mereka, mengurangi penggunaan pestisida dan air dan mendapatkan lebih banyak penghasilan.
East-West Seed telah membuat terobosan besar di Asia Tenggara, dan sekarang melirik ke Afrika untuk melanjutkan pekerjaannya. Untuk fokus ke Afrika, tantangan utamanya adalah kualitas tanah yang buruk dan variabilitas faktor lingkungan dari satu daerah ke daerah lainnya. Bahkan varietas yang paling produktif pun perlu dikembangkan agar sesuai dengan kebutuhan spesifik masing-masing daerah. (*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More