Investor diimbau menyermati dan mengantisipasi peluang pelemahan lanjutan dan sentimen yang akan muncul, terutama dari kinerja para emiten. Dwitya Putra
Jakarta–Kekhawatiran dan ketakukan secara psikologis akan kondisi bursa saham global telah membuat pelaku pasar panik dalam beberapa terakhir dan berujung pada aksi jual alih-alih mengamankan posisi.
Hasilnya, banyak saham-saham unggulan dan lapis dua terpuruk dan mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot hingga mencapai level 4.700.
Berdasarkan data yang dihimpun Infobank sendiri pada periode bulan Juni lalu atau dalam waktu satu bulan, posisi IHSG telah terpangkas 305,72 poin atau 5,86% dari level 5.213,81.
Apakah hal ini menandakan posisi saham-saham di bursa sudah cukup murah dan dapat dijadikan waktu yang tepat untuk investor berburu saham?
Investor pun diimbau harus benar-benar pintar mencermati sentimen yang muncul di pasar dan melihat geliat kinerja emiten di bursa untuk periode semester I 2015.
Selain itu, investor pun musti cermat memperhatikan histori harga saham beberapa emiten yang punya potensial kembali menguat. Jika tidak, bukan tidak mungkin harga saham emiten di bursa masih ada beberapa yang potensial bergerak turun dan berujung menimbulkan kerugian jika dipaksa untuk diambil.
Analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan maraknya pemberitaan akan kondisi makroekonomi Tiongkok dan sekitar yang kian melambat hingga berkurangnya kepercayaan pelaku pasar di sana terhadap pemerintah maupun otoritas pasar dalam memberikan stimulus untuk memberikan kestabilan di pasar berimbas negatif secara psikologis pada pelaku pasar.
Kekhawatiran yang bersifat psikologis tersebut tentunya akan memberikan kesan bahwa apa yang terjadi di pasar global, terutama pasar saham Tiongkok harus terjadi di dalam negeri. Apalagi jika sudah menyangkut masalah makroekonomi karena adanya keterkaitan perdagangan antara Tiongkok, Indonesia, dan beberapa negara barat.
Masih maraknya sentiment negatif tersebut memungkinkan IHSG untuk kembali melemah. Hanya adanya transaksi BoW dan aksi beli pada saham-saham yang masih memiliki tren naik lah yang dapat membuat IHSG terangkat karena secara tren, IHSG telah membuka peluang penurunan berlanjut.
Ia pun merekomendasikan saham-saham berikut:
PBRX beli selama bertahan di atas level Rp680-Rp670
SMSM beli selama bertahan di atas level Rp4.785- Rp4.780
UNVR beli selama bertahan di atas Rp39.950-Rp39.900
ADHI beli selama bertahan di atas Rp2.580-Rp2.570
META beli selama bertahan di atas Rp165-Rp163
SOCI beli selama bertahan di atas Rp535- Rp530
“Cermati dan antisipasi peluang pelemahan lanjutan dan sentimen yang akan muncul, terutama dari kinerja para emiten,” kata Reza dalam risetnya. (*)
@dwitya_putra14
Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More
Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks pembangunan manusia (IPM) mencapai 75,08 atau dalam… Read More
Jakarta - PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) hari ini mengadakan paparan publik terkait kinerja… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan III 2024 tercatat… Read More
Jakarta - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono turun tangan mengatasi kisruh yang membelit Koperasi Produksi Susu… Read More