Cukup positifnya kinerja pasar saham selama tahun ini apakah sudah bisa masuk kategori mahal? Dwitya Putra
LAJU Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sampai dengan saat ini masih tercatat positif. Terakhir sampai dengan perdagangan kemarin posisi indeks berada di level 4.846,70.
Artinya jika melihat posisi terakhir IHSG di akhir tahun 2015 di level 4.593 dalam tahun berjalan atau year to date (YTD) IHSG telah tercatat mengalami kenaikan hingga 5,50% atau sebanyak 253 poin sampai dengan perdagangan kemarin.
Apakah secara jangka pendek posisi IHSG ini sudah masuk dalam kategori mahal? Karena jika melihat gerak IHSG di tahun lalu sempat mencapai puncak tertingginya hingga di atas 5.500.
Berdasarkan catatan Infobank, level IHSG dalam beberapa pekan terakhir masih berkutat di kisaran level 4.800. IHSG sempat menyentuh 4.900, namun terkoreksi kembali akibat aksi profit taking atau aksi ambil untung investor.
Ekonom, Fauzi Ichsan sendiri tidak menampik jika melihat posisi IHSG saat ini sudah masuk kategori mahal. Namun bagusnya kondisi saat ini ekonomi Indonesia didukung oleh adanya penurunan suku bunga.
Sehingga mendorong perusahaan-perusahaan dalam negri ikut terbantu dalam mendapatkan pendanaan dengan cost atau biaya yang tidak terlalu mahal.
Apa lagi jika mengacu pada riset Bloomberg, Rasio PE perusahaan Indonesia sendiri sudah menyentuh 17X, berdasarkan estimmasi laba 2016 dan menyentuh angka 15X berdasarkan estimasi di 2017.
“IHSG sudah cukup mahal,” kata Fauzi di acara seminar Exclusive Monex Trading Seminar (EMTS) di Hotel Pullman, Jalan MH Thamrin, Jakarta, kemarin.
IHSG pada dasarnya masih punya peluang untuk terus menguat. Asalkan kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terus tetap terjaga.
Baiknya kondisi ekonomi diharapkan dapat membuat perusahaan-perusahaan dalam negeri bisa kembali bergairah untuk mencetak laba.
“Kenaikan harga komoditas dan rendahnya suku bunga global menjadi bonus bagi ekonomi dalam negri,” tambahnya.
Seperti diketahui, IHSG pagi tadi dibuka turun 13,35 poin atau 0,28% ke level 4.833,35. Meski dibuka turun, indeks masih punya peluang naik seiring cukup derasnya sentimen positif yang muncul di pasar saham.
Mengutip riset Samuel Sekuritas Indonesia, harga minyak sendiri kembali menguat. Kondisi tersebut ikut mendorong laju bursa saham di AS dan Eropa naik.
Kenaikan harga minyak itu terjadi seiring ekspektasi sementara pengurangan produksi secara global.
Dari pasar dalam negeri, jumat lalu IHSG tercatat turun 0,4% dengan net sell asing Rp138 miliar di pasar reguler.
IHSG berpeluang menguat hari ini seiring penguatan bursa global dan pelemahan USD index yang dapat mendorong kenaikan nilai tukar rupiah. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar (capital outflow) dari Indonesia pada pekan kedua… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa data perdagangan saham pada pekan 11… Read More
Jakarta – Kinerja PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia atau Allianz Syariah tetap moncer di… Read More
Jakarta - PT BPR Syariah BDS berkomitmen untuk memberikan pelbagai dampak positif bagi nasabahnya di Yogyakarta dan… Read More
Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More
Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More