Ekonomi dan Bisnis

Subsidi Bunga Beri Angin Segar UMKM

Jakarta – Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak besar bagi para pelaku usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM). Mulai dari turunnya omzet penjualan, kendala pasokan bahan baku, kesulitan modal sampai menurunnya penyaluran kredit usaha rakyat (KUR).

Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Kemenko Perekonomian Gede Ady Prasetya menyebut, penyaluran KUR pada masa pandemi menurun tajam. Dari sebesar Rp19,2 triliun pada bulan Februari 2020 turun menjadi Rp18,9 triliun pada bulan Maret 2020. Kemudian, turun kembali menjadi Rp7,1 triliun pada bulan April 2020. Hingga puncaknya terjadi pada bulan Mei 2020 turun menjadi hanya sebesar Rp4,75 triliun. 

Namun demikian, pada bulan Juni 2020, penyaluran KUR telah meningkat kembali menjadi Rp10,45 triliun seiring dengan mulai dibukanya aktivitas ekonomi.

“Kami telah dapatkan laporan, mereka (bank) rata-rata per hari itu sudah bisa menyalurkan KUR sebesar Rp500 miliar. Ini artinya kondisi sudah mulai membaik. Masyarakat sudah mulai percaya atau sudah mulai melihat peluang usaha dan bisa mengakses KUR dengan baik,” katanya dalam diskusi virtual, Jumat 7 Agustus 2020.

Gede Ady menambahkan, peningkatan ini terjadi karena berbagai relaksasi yang telah dilakukan, salah satunya pemberian subsidi bunga bagi UMKM. Pemerintah pun telah memberikan dana sebesar Rp4,7 triliun khusus di bidang KUR, yang dapat digunakan untuk melakukan restrukturisasi kredit atau relaksasi kebijakan.

“Jika sekarang turun ke lapangan, kita bisa lihat kalau UMKM sudah mulai reborn atau sudah mulai berusaha,” tambahnya.

Selain itu, pemberian subsidi bunga ini, nampaknya seperti angin segar bagi pelaku UMKM tanah air. Hal ini, terlihat dari adanya pengakuan atau testimoni dari para nasabah.

“Yang tadinya bayar Rp3 juta, setelah di restrukturisasi pemberian subsidi bunga 6% selama 3 bulan, dan 3% selama 3 bulan berikutnya, pembayarannya menjadi sangat turun sekali. Sehingga mereka (UMKM) dalam 6 bulan bisa lakukan konsolidasi dan perbaikan usaha dan menunggu saat tepat untuk reborn,” pungkas Gede Ady. (*) Ayu Utami

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

6 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

6 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

8 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

8 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

9 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

10 hours ago