Jakarta–PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (Bank Kesejahteraan) mengaku, rencana perseroan untuk menerbitkan subdebt (surat utang subordinasi) senilai Rp200 miliar mendapat respon positif dari investor. Padahal, rencana tersebut baru akan meluncur pada November 2016.
“Kami memang baru menawarkan ke publik atau calon investor, dan belum menawarkan ke pemegang saham utama. Namun, itu saja banyak peminat yang ingin menyerap subdebt kita. Dari hasil survei, sekitar Rp150 miliar sudah pasti akan terserap,” ujar Direktur Utama Bank BKE, Sasmaya Tuhuleley di Jakarta, Rabu, 24 Agustus 2016.
Sebagai informasi, sebelumnya Bank BKE berencana menerbitkan subdebt senilai Rp200 miliar tersebut pada Oktober 2016. Namun, kata dia, aksi korporasi tersebut mundur menjadi bulan November 2016, lantaran masih ada proses-proses yang belum seluruhnya diselesaikan di regulator.
“Rencana subdebt masih diproses. Memang rencananya itu sekitar bulan Oktober, namun karena kepadatan jadi bergeser ke bulan November 2016. Saya berharap, penerbitan subdebt akan dapat di lakukan di bulan November 2016,” tukasnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa langkah penerbitan subdebt tersebut dilakukan untuk memperkuat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perseroan. “Karena kita tumbuhnya cepat, makanya kita butuh kapital,” jelasnya.
Sepanjang semester I-2016, aset dan laba bank yang masing-masing tumbuh 26,4% dan 135,4% secara tahunan menjadi Rp2,8 triliun dan Rp22 miliar. Namun, kata dia, angka tersebut relatif masih kecil karena pasar yang digarap BKE masih sangat besar. Dari total 11.000-12.000 koperasi aktif, baru 1.540 koperasi yang digarap dengan rincian 1.300 koperasi PNS dan 240 koperasi pegawai swasta. (*)
Editor: Paulus Yoga
Poin Penting IHSG menguat 1,46 persen ke 8.632,76, mendorong kapitalisasi pasar BEI naik 1,39 persen… Read More
Poin Penting OJK dan Polda Kalimantan Utara menuntaskan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank… Read More
Poin Penting IHSG naik 1,46 persen ke level 8.632,76, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 1,39 persen… Read More
Poin Penting NII BTN melonjak 44,49 persen yoy menjadi Rp12,61 triliun pada kuartal III 2025,… Read More
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More