Dia melanjutkan, kondisi pasar saat ini dikuasai oleh layanan dari luar dengan porsi mencapai 65 persen. Hal ini terjadi karena layanan dari luar negeri tadi memulai bisnisnya lebih dulu daripada Telkomsigma. Dengan hadirnya solusi Star Cloud, dia optimistis akan ada migrasi besar yang masuk ke layanan dari dalam negeri.
Sebelumnya, layanan ini sempat diluncurkan pada 2 tahun silam, namun layanan ini diluncurkan kembali setelah banyak mengalami perubahan. Perubahan yang paling mendasar adalah sistem pembayaran yang ditawarkan, bisa dilakukan secara online maupun i. Tidak hanya itu, paket penawaran dan tampilan yang ada di dalamnya juga mengalami perubahan drastis.
“Dari target kami sebesar 25 ribu user, sebanyak 80 persen akan berasal dari pelaku UMKM. Sisanya akan berasal dari pelanggan individu. Harga yang kami tawarkan harus lebih rendah dari market price. Kalau disandingkan dengan Amazon atau Azure, kami bisa lebih rendah 10-15 persen dengan layanan paket yang sama,” pungkasnya. (*) Indra H
Page: 1 2
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More
Jakarta – Menjelang akhir 2024, PT Hyundai Motors Indonesia resmi merilis new Tucson di Indonesia. Sport Utility Vehicle (SUV)… Read More
Jakarta - Donald Trump telah kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada Pemilu yang… Read More
Jakarta - Romy Wijayanto, Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI menerima penghargaan sebagai Most Popular… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit perbankan pada Oktober 2024 tercatat sebesar Rp7.576,8 triliun, atau… Read More
Jakarta - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menegaskan peran strategis koperasi, khususnya Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), dalam… Read More