News Update

Stabilkan Rupiah, Suku Bunga BI Bisa Sentuh 6% di Akhir Tahun

JakartaBank Indonesia (BI) diperkirakan masih menaikkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebanyak 50 basis points (bps) lagi di tahun ini, sejalan dengan kondisi nilai tukar rupiah yang diprediksi masih akan berfluktuasi hingga 2020. Asal tahu saja, Bank Sentral sudah menaikkan suku bunganya sebanyak 125 bps menjadi 5,50 persen.

Head of Economic Research Danareksa Institute Damhuri Nasution mengatakan, nilai tukar rupiah saat ini masih mungkin bergejolak akibat faktor global seperti normalisasi kebijakan moneter dan ekspansi fiskal AS, serta kekhawatiran perang dagang AS-China yang bisa memicu sentimen negatif terhadap mata uang di negara emerging market.

Adanya kondisi tersebut, kata dia, suku bunga acuan BI-7-Day Repo Rate, pun berpotensi kembali dinaikkan menjadi 5,75 – 6,00 persen di tahun ini, sebagai bentuk antisipasi BI menstabilkan nilai tukar rupiah. Terlebih, kenaikan harga minyak dunia, yang bisa memperlebar defisit transaksi berjalan, dapat menambah katalis negatif rupiah.

Baca juga: Suku Bunga BI Diprediksi Naik Sekali Lagi Hingga Akhir Tahun

“Nilai tukar rupiah masih mengalami tekanan di bawah nilai fundamentalnya karena faktor eksternal, tapi tekanan tersebut akan mulai mereda pada tahun 2019 dan 2020,” ujar Damhuri dalam risetnya di Jakarta, Rabu, 19 September 2018.

Dia menilai, kebijakan moneter global masih cenderung ketat pada tahun depan dan mulai longgar pada tahun 2020, karena diperkirakan tekanan inflasi mereda dan pertumbuhan ekonomi mengalami moderasi. Dengan kenaikan suku bunga acuan AS, Fed Funds Rate (FFR) dua kali di 2019 yang berarti tidak seagresif tahun 2018, maka volatilitas pasar keuangan akan sedikit mereda.

Menurutnya, upaya yang sudah dilakukan BI sudah tepat dalam meredam depresiasi rupiah, di antaranya menaikkan suku bunga acuannya yang diikuti kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN), sehingga investasi di SUN mulai menarik kembali. Selain itu, BI juga melakukan dual intervention demi menjaga volatilitas rupiah dan likuiditas dan sekaligus stabilisasi pasar SUN.

“Kami perkirakan tekanan terhadap rupiah dapat mereda, untuk akhir tahun 2018 rupiah bisa dikisaran Rp14.400 per dolar AS dan di tahun 2019 sekitar Rp14.300 per dolar AS,” ucapnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

5 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

6 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

6 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

8 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

8 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

11 hours ago