Moneter dan Fiskal

Sri Mulyani Ungkap Perdagangan Global saat Ini Tak Kenal Kawan dan Lawan

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa kondisi global saat ini berubah luar biasa. Dia menekankan perdagangan global yang sebelumnya mengutamakan kerja sama, kini mulai tak lagi memandang kawan dan siapa lawan.

Perubahan ini, menurutnya, muncul akibat kebijakan tarif yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap berbagai negara, termasuk sekutunya sendiri seperti Kanada dan Meksiko yang tergabung dalam North American Free Trade Area (NAFTA).

Baca juga: Sri Mulyani Bakal Pangkas Beban Pengusaha Imbas Perang Dagang Trump

“Tadinya kita masih berharap adanya supply chain yang berdasarkan perkawanan, makanya waktu itu muncul friendshoring, nearshoring sekarang bahkan tidak ada definisi yang disebut kawan atau friend lagi,” ujar Sri Mulyani dalam Sarasehan Ekonomi, dikutip, Kamis, 10 April 2025.

Kebijakan Trump Ubah Tatanan Ekonomi Global

Sri Mulyani menyebut kebijakan tarif trump menimbulkan risiko ketidakpastian yang luar biasa. Ia mengungkapkan bahwa selama dua bulan terakhir, yakni Februari-April 2025, telah terjadi perubahan signifikan dalam tatanan perekonomian global.

“Pada saat Presiden Trump tanggal 1 April mengeluarkan executive order untuk mengatakan Kanada diberikan tarif 10 persen dan untuk energinya 25 persen, Meksiko diberikan tarif 25 persen dan Tiongkok 10 persen itu telah mengubah seluruh tatanan perkawanan yang tadinya dianggap taken for granted itu akan terus berjalan,” jelas Sri Mulyani.

Baca juga: Ekonomi antara Teori dan Praktik, Setelah “Beyond” Ekonomi Donald Trump

Sejalan dengan hal tersebut, berbagai negara merespons kebijakan tarif Trump dengan retaliasi dan ancaman tambahan yang pada akhirnya memicu perang dagang.

“Muncul executive order yang baru tanggal 4 Maret persis sebulan yang lalu untuk menambah untuk Tiongkok 20 persen dan Kanada melakukan retaliasi. Timeline ini menggambarkan hanya dalam waktu 1 bulan dunia yang tadinya di governance dengan rule base sekarang tidak ada lagi kepastian,” ungkapnya.

Kewaspadaan Jadi Kunci Hadapi Ketidakpastian

Sri Mulyani menekankan pentingnya kewaspadaan dalam mengelola perekonomian di tengah dinamika global yang berubah cepat. Ia mengingatkan agar Indonesia tidak terus menerus terkejut dalam menghadapi situasi seperti ini.

“Tarif resiprokal yang disampaikan oleh Amerika terhadap 60 negara menggambarkan cara penghitungan tarif tersebut yang saya rasa semua ekonomi yang sudah belajar ekonomi tidak bisa memahami. Jadi ini juga sudah tidak berlaku lagi ilmu ekonomi,” papar Sri Mulyani. (*)

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

6 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

6 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

7 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

8 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

9 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

9 hours ago