Moneter dan Fiskal

Sri Mulyani Lapor APBN Semester I 2024 Defisit Rp77,3 Triliun

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada semester I 2024 mengalami defisit sebesar Rp77,3 triliun.

“Total postur dari APBN 2024 semester I adalah defisit Rp 77,3 triliun,” ujar Sri Mulyani dalam Raker Banggar DPR RI dengan Menkeu dan Gubernur BI, Senin, 8 Juli 2024.

Sri Mulyani menjelaskan, bila dilihat dari postur APBN 2024, desain APBN secara keseluruhan sebesar Rp522,8 triliun. Di mana Rp77,3 triliun adalah 0,34 persen dari defisit 2,29 persen dari PDB di 2024 yang ditargetkan pemerintah.

Baca juga: Kondisi Global Makin Ngeri, Sri Mulyani Proyeksi Ekonomi RI Capai 5,2 Persen di Semester II 2024

“Maka realisasi defisit Rp77,3 triliun masih di dalam range yang ada di dalam APBN kita,” ungkapnya.

Sri Mulyani mengatakan defisit APBN 2024 hingga semester I lebih rendah dibanding jumlah pengeluaran pemerintah. Hingga Juni 2024, pendapatan negara mencapai Rp1.320,7 triliun atau turun 6,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

“Kalau kita lihat pendapatan negara yang mencapai Rp1.320,7 triliun, itu adalah 47,1 persen dari target tahun ini Rp2.802,3 triliun. Pendapatan negara semester I ini dibandingkan semester I tahun lalu yang Rp 1.407,9 triliun itu berarti mengalami penurunan 6,2 persen,” imbuhnya.

Penurunan pendapatan terbesar terjadi pada penerimaan pajak yang baru terkumpul Rp893,8 triliun. Angka ini turun 7,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Sementara itu, penerimaan dari kepabeanan dan cukai terkumpul Rp134,2 triliun atau turun 0,9 persen dan PNBP terkumpul Rp 288,4 triliun atau turun 4,5 persen. 

“Jadi seluruh komponen penerimaan perpajakan dan PNBP mengalami kontraksi,” jelasnya.

Baca juga: Di Depan DPR, Sri Mulyani Pamer Kinerja APBN Era Jokowi

Di sisi lain, Sri Mulyani mengatakan pemerintah sudah membelanjakan Rp1.398 triliun atau melonjak 11,3 persen hingga akhir Juni 2024. Belanja itu terdiri dari belanja K/L, belanja non K/L dan transfer ke daerah.

“Ini adalah pertumbuhan belanja yang cukup tinggi, double digit 11,3 persen. Tahun lalu semester I kita belanja Rp 1.255,7 triliun atau hanya 40,3 persen,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

BNI Sumbang Rp77 Triliun ke Penerimaan Negara dalam 5 Tahun

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More

7 hours ago

BI Gratiskan Biaya MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp500 Ribu, Ini Respons AstraPay

Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More

8 hours ago

AstraPay Bidik 16,5 Juta Pengguna di 2025, Begini Strateginya

Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More

8 hours ago

Askrindo Dukung Gerakan Anak Sehat Indonesia di Labuan Bajo

Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More

8 hours ago

Presiden Prabowo Dianugerahi Tanda Kehormatan Tertinggi El Sol del Perú, Ini Maknanya

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memperoleh tanda kehormatan tertinggi, yakni “Grand Cross of the Order… Read More

10 hours ago

RUPS PLN Rombak Pengurus, Berikut Direksi dan Komisaris Terbarunya

Jakarta – PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada Kamis (14/11).… Read More

11 hours ago