Moneter dan Fiskal

Sri Mulyani Buka Suara Soal Efisiensi Anggaran Subsidi Energi di 2025

Jakarta – Pemerintah berencana untuk memangkas anggaran subsidi dan kompensasi energi pada tahun 2025 sebesar Rp67,1 triliun. Hal tersebut tercantum dalam Kerangka Ekonomi makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun 2025.

Dalam dokumen tersebut, pemerintah mendorong pengendalian subsidi dan kompensasi atas solar dan pertalite. Hal ini diperkirakan dapat mengurangi volume konsumsi solar dan pertalite sebesar 17,8 juta KL per tahun.

“Saat ini Solar dan Pertalite dijual di bawah harga keekonomiannya, sehingga memunculkan kompensasi yang harus dibayar oleh APBN. Volume konsumsi Solar dan Pertalite terus meningkat, demikian juga beban subsidi dan kompensasinya dan mayoritas dinikmati oleh rumah tangga kaya,” tulis dokumen KEM PPKF, dikutip, Senin 27 Mei 2024.

Baca juga: Sri Mulyani Catat Penerimaan Pajak Negara Melambat di April 2024, Segini Nilainya

Adapun, tujuan utama dari transformasi subsidi dan kompensasi energi bukanlah efisiensi anggaran, melainkan mendorong peran APBN yang lebih berkeadilan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan demi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat, utamanya masyarakat miskin dan rentan.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan efisiensi anggaran subsidi dan kompensasi energi di tahun 2025 masih postur besar. Nantinya, akan lebih dipertajam melalui pandangan dan diskusi oleh fraksi-fraksi di DPR RI.

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani Semringah, APBN April 2024 Surplus Rp75,7 Triliun

“Nanti kita makin pertajam posturnya, kita akan diskusikan di Banggar, disitu kita kalibrasi lagi, nanti kan ada laporan semester (lapsem). Nanti kombinasi dengan lapsem dan pembhasan DPR. Nanti kita lihat yang terbaik di 2025,” ujar Sri Mulyani selepas APBN KiTa, Senin 27 Mei 2024.

Adapun, potensi efisiensi senilai Rp67,1 triliun, kata Sri Mulyani merupakan angka dari APBN sebelumnya. Dimana bisa diperkirakan dari nilai tukar mata uang (kurs) dan harga minyak dunia.

“Itu dari APBN sebelumnya, kurs, harga minyak itu bisa kita tetapkan, kita kira kira. Nanti kita lihat volumenya supaya tetap disiplin gak nambah, tapi ini masih sangat-sangat awal,” tegasnya. (*)

Irawati

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

4 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

5 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

6 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

7 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

7 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

8 hours ago