Jakarta – PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) menargetkan kinerja perseroan bisa tumbuh double digit di tahun ini. Untuk itu, perusahaan yang bergerak dalam produksi pakan, ayam pedaging dan makanan olahan ini akan mengedepankan sisi digitalisasi, rebranding, dan pemasaran yang lebih luas.
“Tahun ini masih pandemi, sehingga situasinya masih tidak pasti. Tapi, saya confidence akan tumbuh double digit sampai akhir tahun. Ada faktor eksternal yang jadi tantangan misalnya harga jagung belum membaik, harga kedelai masih tinggi, demand masih rendah sehingga profitability akan terdampak. Tapi, didalam perusahaan kami sangat solid dan kuat, jadi bisa double growing dan bisa continue pertumbuhannya,”kata Direktur Utama PT Sreeya Sewu Indonesia Tommy Wattimena Widjaja, baru-baru ini.
Tahun lalu, perseroan membukukan laba sebesar Rp 28,27 miliar dengan penjualan bersih sebesar Rp 4,34 triliun atau meningkat 7,21% dibandingkan penjualan bersih tahun 2019 sebesar Rp 4,05 triliun. Adapun, hingga kuartal I-2021 tercatat ada peningkatan penjualan bersih 13,32% mencapai Rp 1,28 triliun. dibandingkan kuartal I-2020 sebesar Rp 1,13 triliun. Namun laba perusahaan tercatat Rp 34,68 miliar, turun Rp 24,77 miliar bila dibandingkan kuartal I-2020 sebesar Rp 59,45 miliar. Meski terjadi penurunan, dari sisi operasional, perusahaan bisa meningkatkan kapasitas produksi pakan ternak dan makanan olahan.
Untuk mengejar target di tahun ini, Managing Director Foods Sreeya Sewu Indonesia Dicky Saelan menjelaskan, perseroan akan menjalankan strategi performance to solution yakni peningkatan kualitas produk pakan ternak, keunggulan pelayanan yang cepat tanggap, serta menyediakan solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Perseroan juga meningkatkan kapasitas pembibitan (breeding) untuk menunjang utilisasi produksi pakan ternak. Kemudian memperluasan penerapan sistem Smart Farm agar para peternak lebih mudah mengontrol manajemen budidaya ayam dalam meningkatkan produktivitasnya.
Di sektor hilir, lanjut Dicky, perseroan akan membangun distribusi rantai dingin (cold chain) dan logistik yang kuat, peningkatan eksekusi penjualan dengan dukungan dari Command Centre, dan peningkatan portofolio food melampaui sektor poultry. Untuk meningkatkan gairah konsumen, perusahaan juga membuat strategi promosi dan meningkatkan kualitas ayam untuk mendongkrak nilai tambah produk perseroan.
”Selain itu, perseroan melakukan langkah antisipasi penguatan manajemen risiko untuk menjaga pertumbuhan usaha yang berkelanjutan. Caranya dengan menjaga kelancaran arus kas melalui efisiensi biaya dan menerapkan penggunaan Capex berdasarkan tingkat prioritas,” kata Dicky.
Lebih lanjut, dalam menjaga dan memperkuat pertumbuhan pendapatan, di kuartal II, perseroan telah meluncurkan inovasi produk bernilai tambah yaitu Produk Ayam Nanas dan Produk Pakan Burung premium Pertama di Indonesia menggunakan formula khusus yang dilengkapi dengan protein serangga.
Adapun hasil RUPS menetapkan Antonious Joenoes Supit sebagai Komisaris Utama. Lalu, Eddy Tamboto dan Ted Margono sebagai komisaris. Bertindak sebagai Komisaris Independen adalah Theo Lekatompessy. Sementara, dalam jajaran direksi, ditetapkan Direktur Utama dipegang Tommy Wattemena Widjaja, Wakil Direktur Utama (Independen) Soh Ching Ker, serta Wayan Sumantra dan Sri Sumiyarsi sebagai direktur. (*)
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More