Nasional

Soroti Mafia Migas, Anggota Komisi VI DPR Desak Reformasi Tata Kelola Energi

Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI, Mulyadi menegaskan pentingnya pemberantasan mafia migas di sektor energi demi menjaga perekonomian nasional.

Mulyadi mengaku pernah meminta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode 2009-2014 untuk melakukan reformasi tata kelola energi, namun hal tersebut tidak dilakukan.

“Pada periode 2009-2014, saya menjadi Anggota DPR di Komisi VII yang saat itu bermitra dengan Menteri ESDM, di mana terdapat Pertamina di dalamnya. Saat itu, saya mencurigai adanya mafia migas dan mengusulkan agar tata kelola energi Indonesia direformasi,” ungkap Mulyadi dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Direktur Utama Pertamina dan jajaran subholding di ruang rapat Komisi VI DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa, 11 Maret 2025.

“Alhamdulillah, kini indikasi adanya mafia migas terbukti. Bahkan yang lebih mengecewakan, ada kolaborasi antara pihak luar dan dalam negeri,” sambungnya.

Baca juga : Pakar ITB Bicara soal Kualitas BBM Pertamina

Mulyadi menegaskan, Presiden Prabowo telah memulai langkah tegas dalam memberantas mafia migas. Ia pun mendukung penuh Direktur Utama Pertamina yang baru dalam upaya membersihkan sektor energi dari mafia.

“Jika genderang perang terhadap mafia migas dan mafia lainnya telah dipukul oleh Presiden untuk membersihkan negara ini, kita semua harus mendukungnya,” tegasnya.

Ia juga mengapresiasi Direktur Utama Pertamina yang memberikan ruang selebar-lebarnya untuk penyelidikan temuan mafia migas.

Perbaikan Tata Kelola Pertamina

Dalam kesempatan itu, legislator Fraksi Gerindra tersebut menekankan pentingnya perbaikan tata kelola di Pertamina, terutama terkait defisit konsumsi minyak nasional.

“Ke depannya, tata kelola di Pertamina perlu diperbaiki, khususnya untuk mengatasi kebocoran dan potensi penyelewengan. Saya harap Direktur Utama Pertamina segera membentuk tim untuk mengaudit operasi, pengadaan, distribusi, dan aspek lainnya agar semuanya berjalan sesuai standar terbaik,” ujar Mulyadi.

Baca juga : BPK akan Investigasi Kerugian Negara di Kasus Dugaan Korupsi Pertamina

Selain itu, ia meminta adanya jadwal yang jelas terkait rencana pengembangan Pertamina, khususnya dalam meningkatkan ketahanan energi nasional.

“Kami mendukung dual growth strategy yang dijalankan, tetapi kami meminta adanya jadwal yang jelas agar kami bisa ikut memonitor perkembangannya,” katanya. Ia juga menekankan pentingnya melanjutkan upaya dekarbonisasi yang telah dimulai.

Kritik terhadap Mantan Komisaris

Mulyadi juga menyoroti perlunya keterlibatan jajaran komisaris dalam pengawasan tata kelola Pertamina agar tidak terjadi hal serupa dengan mantan komisaris yang baru-baru ini mengkritik dugaan korupsi, padahal kasus tersebut sudah ditangani oleh pihak berwenang.

“Saya justru mempertanyakan, mengapa mereka baru bicara setelah kasus terungkap? Jika mereka memiliki informasi, mengapa tidak diungkapkan sejak dulu?” ujarnya.

Baca juga: Skandal Korupsi Pertamina Rp193,7 T, Anggota Komisi VI DPR Desak Audit Total BUMN Migas

Lebih lanjut Mulyadi mengkritik sikap mantan komisaris yang menikmati fasilitas dan gaji selama menjabat, namun kini justru mengkritik Pertamina.

“Mereka menikmati fasilitas dan gaji sebagai komisaris, tetapi kenapa baru sekarang bersuara? Padahal dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas, tugas komisaris adalah menjaga kepentingan pemegang saham agar tetap sesuai dengan aturan,” tegasnya.

“Apakah ini hanya sekadar mencari perhatian? Mereka menerima semua fasilitas dan gaji, tetapi sekarang justru mengkritik,” tambahnya.

Mulyadi pun mendukung upaya rebranding dan komunikasi publik yang lebih baik. “Mengingat pentingnya peran Pertamina dalam perekonomian nasional, gangguan dalam pengadaan dan distribusi energi dapat berdampak signifikan terhadap perekonomian,” pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

6 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

7 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

10 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

10 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

11 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

13 hours ago