Jakarta – Menghadapi tantangan ekonomi global yang diprediksi melemah pada tahun 2025, Perhimpunan Bank Nasional (PERBANAS) menawarkan langkah strategis untuk memperkuat ekonomi domestik. Langkah tersebut mencakup penciptaan lapangan kerja berkualitas, peningkatan ketahanan pangan, serta pengadaan perumahan yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Ketua Umum PERBANAS, Kartika Wirjoatmodjo, menyampaikan bahwa ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China membawa dampak pada perdagangan global, termasuk nilai tukar yang fluktuatif.
“Dalam menghadapi ketidakpastian ini, Indonesia perlu memperkuat kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan perbankan. Kebijakan fiskal yang adaptif juga menjadi kunci untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah risiko global,” ujar Kartika dalam acara CEO Forum PERBANAS-IBI, di Jakarta, Rabu 22 Januari 2025.
Baca juga: Dorong Ketahanan Pangan, Regal Springs Indonesia dan USSEC Lakukan Ini
Berdasarkan kajian strategis, PERBANAS menyoroti pentingnya reformasi dalam berbagai sektor untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mengatasi ketimpangan sosial.
Lapangan Kerja Berkualitas
Salah satu fokus utama adalah kualitas lapangan kerja. Meskipun jumlah pekerjaan bertambah 3,3 juta per tahun dalam satu dekade terakhir, kualitasnya masih menjadi perhatian.
Pandemi COVID-19 memperburuk kondisi tersebut, ditandai dengan ketimpangan penghasilan antara pekerja formal dan informal yang semakin melebar. PERBANAS mendorong peningkatan keterampilan tenaga kerja untuk mengatasi persoalan tersebut.
“Ketimpangan kesejahteraan masyarakat juga melebar, di mana selisih penghasilan pekerja formal dan informal meningkat hampir dua kali lipat. Untuk itu, PERBANAS mendorong pengembangan keterampilan
dan kualitas pendidikan guna memperbaiki kualitas tenaga kerja,” lanjutnya.
Baca juga: Kabinet “Obesitas”: Semoga Mampu Tutup Kebocoran yang Capai 60-70 Persen dan Mampu Ciptakan Lapangan Kerja
Ketahanan Pangan
Dalam hal ketahanan pangan, PERBANAS menekankan pentingnya pengurangan impor komoditas pangan prioritas seperti padi, jagung, ikan, daging (ayam dan sapi), sawit, kelapa, kopi, dan tebu.
Untuk itu, peningkatan produktivitas sektor pertanian diusulkan melalui insentif kredit dan pengembangan produk hilir. Selain itu, diperlukan sistem data pertanian terintegrasi untuk mendukung akses informasi bagi petani dan sektor perbankan.
“PERBANAS menekankan pentingnya Indonesia membangun sistem data pertanian terintegrasi untuk
meningkatkan akses informasi bagi pelaku usaha dan perbankan,” imbuhnya.
Baca juga: Presiden Prabowo Targetkan Semua Anak Dapat Makan Bergizi Gratis di Akhir 2025
Perumahan Terjangkau
Untuk sektor perumahan, PERBANAS mengapresiasi program 3 juta rumah yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan Rp3 juta–Rp7 juta per bulan.
Dengan pendekatan yang tepat, program ini diharapkan mampu mengurangi backlog perumahan yang mencapai 11,7 juta unit.
Untuk itu, ia menilai, penting bagi pemerintah memastikan cicilan rumah yang terjangkau atau sesuai dengan kemampuan bayar MBR, yakni di kisaran Rp1,1 juta per bulan.
“Peran perbankan juga krusial dalam mendukung program ini, meskipun perlu adanya penyesuaian dalam mengakomodasi profil risiko MBR yang sebagian besar bekerja di sektor informal,” pungkasnya. (*)