Jakarta – Nalco Water menyoroti inovasi pengolahan air dengan solusi digital dalam sebuah webinar yang diadakan untuk para pelaku industri kelapa sawit di Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia, baru-baru ini. Pemanfaatan solusi digital diklaim bisa mengefisienkan dan menekan biaya produksi industri kelapa sawit.
Fokus pada industri 4.0 fase berikutnya dari revolusi industri yang menggabungkan produksi dan operasi di pabrik melalui digitalisasi, dan ini berpotensi untuk diimplementasikan di berbagai industri salah satunya industri kelapa sawit.
Lebih dari 36 persen minyak nabati dunia berasal dari perkebunan kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia. Pabrik kelapa sawit Indonesia mengonsumsi 3.500 hingga 7.500 liter air per metrik ton minyak sawit yang diproduksi. Pemrosesan buah, boiler steam, dan sistem pendinginan water-intensive semuanya membutuhkan air dalam jumlah yang signifikan.
Survei yang dilakukan Nalco Water terhadap perusahaan industri menunjukkan bahwa hanya delapan persen perusahaan yang secara efektif dapat memantau proses pengelolaan airnya dan lebih dari 50% nya membutuhkan waktu hingga tujuh hari untuk menyelesaikan persoalan kritis dalam pengelolaan air. Disinilah sistem digital masuk.
Sistem pemantauan digital memungkinkan manajer pabrik melacak penggunaan air secara real-time untuk mendeteksi dini apabila terdapat masalah operasional. Dengan demikian, apabila masalah dapat diatasi lebih awal berarti akan lebih banyak insights yang didapatkan untuk ditindaklanjuti dalam pengolahan air, serta akan menghasilkan operasi pengolahan air yang lebih bersih.
“Potensi teknologi digital untuk mengubah sistem air di dunia sangat tidak terbatas. Visibilitas penggunaan air secara real-time terbukti bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi dalam pengoperasian boiler dan pengolahan air sehingga perusahaan kelapa sawit dapat fokus untuk memaksimalkan efisiensi dan operasional yang berkelanjutan,” ujar Praktisi Industri dan Pemegang Sertifikat BNSP untuk Perkebunan Kelapa Sawit, Taufiq Sonhajih dalam keterangannya.
Teknologi 3D TRASAR™ Nalco Water membantu perkebunan kelapa sawit Malaysia KKS Sua Betong Sime Darby Palm Oil Mill menghemat biaya operasional tahunan hingga $43.000 USD, mengurangi penggunaan lebih dari 17.000 meter kubik air, dan mengoptimasi penggunaan biomassa sebesar 900 ton per tahun. Sistem 3D TRASAR™ mampu mencegah kerusakan boiler, mengurangi blowdown berlebih, dan meminimalkan terbentuknya kerak (scale) dan korosi.
“Beralih ke industri 4.0, menurut saya, 3D TRASAR™ Nalco Water adalah salah satu solusi terbaik yang tersedia untuk pengolahan air dan efektifitas operasional boiler. Kami melihat adanya peningkatan yang signifikan pada kondisi boiler kami setelah menerapkan teknologi tersebut. Manfaat yang didapatkan untuk boiler kami dalam menjalani operasional jangka panjang sepadan dengan investasinya. Kami sekarang telah menyertakan kecerdasan 3D TRASAR™ dan ECOLAB3D™ di empat pabrik. Kami sepenuhnya mendukung otomatisasi dan teknologi digital di Sime Darby,” kata Ir Jivaratnam Ramasundaram, Regional Chief Engineer di Sime Darby.
3D TRASAR™ didukung oleh platform intelijen ECOLAB3D™, memberikan kontrol dosing otomatis dan wawasan digital untuk melindungi kondisi boiler, dan secara bersamaan mencapai penghematan air dan efisiensi operasional. Teknologi ini mendeteksi anomali dan memprediksi masalah yang akan terjadi, mengurangi total biaya operasional, dan meningkatkan kinerja bisnis.
Alat ini dapat berjalan di perangkat seluler, dan dengan demikian memungkinkan manajer untuk memantau operasional selama 24/7 dan memberikan informasi secara real-time tentang perubahan sistem yang otomatis, tindakan korektif, dan hasil dari tindakan korektif tersebut. Saat ini, data yang direkam secara otomatis disimpan ke cloud sehingga manajer perusahaan di tempat lain dapat melihatnya. Fungsi ini sangat relevan selama pandemi COVID-19, karena akses yang dibatasi di remote site.
Nalco Water melayani lebih dari 700 pabrik dan penyulingan minyak sawit di seluruh Indonesia, memberikan perlindungan aset dan perawatan yang menghemat biaya operasional, mengelola air, dan memproses pemisahan air secara lebih efisien dan berkelanjutan. “Nilai operasional dari pergeseran ke Industri 4.0 akan membantu para pemain kelapa sawit tetap menjadi yang terdepan, dan ini bukan cara berbisnis seperti biasa apabila mencakup pengambilan keputusan dalam hal meningkatkan operasional yang berkelanjutan,” tutup Evan Jayawiyanto, Wakil Presiden dan Manajer Umum Nalco Water Southeast Asia. (*)
Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More
Jakarta - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil pada kisaran… Read More
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Jakarta - Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Suharyono menjelaskan kronologis polisi tembak polisi yang melibatkan bawahannya,… Read More
Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mendukung langkah PLN… Read More