News Update

Social Enginering Jadi Tantangan Keamanan Siber Perbankan

Jakarta – Sekarang ini, hampir seluruh transaksi perbankan dapat dilakukan secara digital. Hal ini semakin memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses layanan perbankan. Akan tetapi, di tengah kemudahan tersebut, masyarakat juga harus waspada terhadap berbagai modus kejahatan siber yang dapat menyerang nasabah.

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat terdapat sekitar 1,6 miliar serangan siber sepanjang tahun 2021. Dari jumlah itu sebanyak 23% menyasar industri jasa keuangan.

Direktur IT dan Operasi Bank BNI, Y.B Hariantono mengungkapkan, banyak modus kejahatan siber di Indonesia melalui social engineering atau rekaya sosial.

Rekayasa sosial yang dimaksud adalah aktivitas manipulasi psikologi untuk mengelabui pengguna perangkat lunak atau aplikasi media sosial agar ia membuat kesalahan keamanan atau memberikan informasi sensitif kepada pihak anonim.

“Kita lihat BSSN ya, dia punya data satu tahun ada 1-2 miliar serangan siber. Masuk ke BNI sekitar 25-30 juta jadi memang kita tau ada tren serangan seperti itu tapi umumnya serangan serangan itu sudah terpola dan institusi besar biasanya lebih siap untuk hal-hal seperti itu. Karenanya yang kerap kali menjadi sasaran kejahatan justru end point nya, di usernya karena lebih mudah dan menghasilkan,” ujarnya kepada Infobank, Sabtu 12 Maret 2022.

Di samping social engineering, para pelaku kejahatan siber juga sering memanfaatkan celah yang terdapat dalam sistem open banking perbankan. Saat ini, bank mengandalkan teknologi application programing interface (API) yang memungkinkan layanan bank dan konsumen terintegrasi dengan layanan aplikasi pihak ketiga. Maka bank pun kemudian berbagi data keuangan mereka dengan seperti bank lain, e-commers dan fintech.

“Fintech misalnya, open API bank oleh fintech bisa diteruskan ke pihak lain lagi, dikasih akses oleh mereka (fintech). Ini kejadian,” ungkap Hariantono .

Dengan maraknya berbagai modus kejahatan siber ini, BNI terus berupaya menjaga keamanan serta kenyamanan nasabahnya dalam bertransaksi melalui channel digital. BNI mengalokasikan anggaran keamanan cukup besar yaitu hampir 10% dari total anggaran masuk ke pos keamanan siber. (*) Dicky F. Maulana

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

4 mins ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

46 mins ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

1 hour ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

20 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

21 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

21 hours ago